Oleh: Abdul Jamil Al Rasyid
UCAPAN Napoleon Bonaparte (Negarawan, Jendral Prancis yang masyhur pada zamannya) ini begitu tersohor di mana-mana. Kenapa saya membuat judul seperti kata Napoleon ini, karena perkataan Napoleon ini sangat berarti.
Dalam kehidupan begitu banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi beserta masalah yang tiap hari muncul. Setiap orang memiliki kesulitan tersendiri dalam kehidupan tetapi hal yang membedakan seseorang dengan orang lainnya yaitu bagaimana dia menghadapi sebuah masalah.
Ketika seseorang sudah beranjak lebih dewasa dan sudah mulai bisa berpikir maka hal yang mustahil bagi dirinya tentu membuat seseorang itu patah hati. Cinta misalnya, seseorang yang sering patah hati, ditolak cintanya kepada orang yang paling dikaguminya, maka dia akan terlatih para hati.
Sebuah hal yang membedakan masalah seseorang yaitu cara seseorang menyikapi masalah tersebut. Seseorang yang sering mengeluh dalam kehidupan, pesimis dan lainnya. Maka dia tidak pernah mempunyai keyakinan dalam kehidupan. Seperti contohnya masalah cinta tadi, orang yang bersungguh-sungguh dalam mencintai seseorang maka dengan kesungguhan tersebut dia akan menikmati hasilnya walau dia berkali-kali patah hati.
Begitu juga kita dalam menghadapi masalah, kita hidup setiap hari tentu tidak lepas dari masalah, maka setiap masalah yang datang misalnya, maka hal tersebut bisa dijadikan pembelajaran agar kelak ketika kita terhindar dari masalah maka hal tersebut akan berdampak pada diri kita. Tidak ada yang tidak mungkin, masalah kita pasti bisa selesai bagaimanapun sulitnya masalah tersebut. Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi kita hidup diatas dunia ini. Karena setiap masalah tentu ada jalan keluarnya karena masalah itu tidak pernah abadi.
Sebagai pedoman, kata Napoleon ini mengandung banyak arti, dalam artian kita masih menuntut ilmu, tentu kita bersungguh-sungguh dalam mengapai cita-cita. Jika kita telaah lebih dalam ungkapan tersebut memang digunakan untuk memberikan kita motivasi jangan pernah menyerah dalam mengarungi kehidupan. Memang tidak ada yang instan di dunia ini, tapi kita tentu melalui proses yang panjang untuk meraih semua yang kita inginkan.
Kita sebagai pelajar tentunya, kita disuguhkan dengan proses 16 tahun kita menuntut ilmu, untuk apa kita gagal, untuk apa kita melalui proses yang panjang tersebut hanya berhasil sia-sia. Maka hal ini tentunya bisa kita jadikan cambuk agar kita lebih giat serta sungguh-sungguh kedepannya. Kita hidup diatas dunia bukan hanya untuk bersenang-senang saja, semakin besar umur kita maka beban kehidupan akan semakin menghimpit kita. Apabila kita bisa mengamalkan apa yang dikatakan Napoleon ini maka kita bisa berhasil dalam mengarungi kehidupan.
Dalam kehidupan memang tidak ada yang mudah kita jalani, berbagai persoalan baik itu cinta, masalah kita serta pendidikan kita tidak terlepas dari cobaan yang menimpa. Kadang kita bisa tersenyum, besoknya kita belum tentu tersenyum. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap mental kita, dan juga berpengaruh terhadap psikis kita. Akan tetapi hal tersebut tentu sirna apabila kita memiliki tekad yang kuat untuk menjadi sukses maka kesuksesan akan datang dengan sendirinya.
Napoleon mengatakan ini agar kelak dia tahu bahwa, kesulitan yang dihadapi tidak ada yang abadi, tetapi hal ini tentu harus dilalui dan dinikmati dalam proses yang panjang. Tanpa mengeluh, Napoleon memenangi banyak pertempuran tentu mempunyai prinsip serta keyakinan yang ada dalam dirinya. Keyakinan seperti kata-katanya maka hal tersebut bisa dia buktikan dengan keberhasilan dalam memenangi banyak peperangan.
Ungkapan ini perlu kita amalkan dalam kehidupan, karena kita hidup didunia ini tidak melulu berhasil dan sukses ada kegagalan dan air mata yang berderai di setiap kesuksesan seseorang. Ada kesulitan yang dihadapi oleh seseorang sebelum mencapai puncak tertinggi dalam hidupnya. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Apabila tekad kita diiringi dengan doa dan dekat dengan tuhan. Niscaya kita akan mendapat kesuksesan yang kita dambakan. Yakinlah terhadap diri kita karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini apabila kita bersungguh-sungguh dalam mencapai apa yang kita cita-citakan.
Penulis adalah Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Unand angkatan 2019 berdomisili di Padang Pariaman Sumatera Barat, Santri Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Nurul Ikhlas Patamuan Tandikek
