Sumutcyber.com, Jakarta – Operasi keamanan yang dijalankan oleh TNI-Polri di Papua tidak lagi hanya mengandalkan cara-cara konvensional atau manual tetapi juga didukung oleh penggunaan teknologi.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan penggunaan teknologi saat operasi diperlukan untuk memaksimalkan tugas di lapangan, salah satunya saat membedakan antara warga sipil dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Teknologi tentunya pasti kami gunakan, sehingga kemudian kami juga betul-betul meminimalisir yang kami hadapi ini kelompok masyarakat atau kelompok kriminal bersenjata,” ujar Kapolri kepada wartawan, dilansir dari laman humas.polri.go.id, Rabu (6/12/2023).
Menurut Kapolri, penggunaan teknologi sangat penting saat menjalankan operasi keamanan di Papua. Tetapi, Polri dan TNI mengedepankan upaya diplomasi dalam menyelesaikan persoalan di Bumi Cenderasih.
“Kami tetap mengimbau dengan konsep-konsep diplomasi yang kami miliki untuk bagaimana kami sama-sama menjaga mereka (KKB) menjadi satu di dalam lingkup NKRI,” ujar Kapolri.
Kapolri mengatakan Polri menjalankan dua operasi di Papua, yakni operasi yang bersifat soft lewat diplomasi dan operasi yang bersifat hard atau menggunakan penegakan hukum.
Kapolri menjelaskan operasi soft approach tersebut operasi yang dilakukan untuk mengawal program-program terkait dengan pembangunan di Papua. Yakni bagaimana mensejahterakan masyarakat Papua, meningkatkan sumber daya manusia dan pembangunan infrastruktur.
Kemudian terkait keberadaan KKB di Papua, Polri dan TNI menggunakan operasi penegakan hukum agar pembangunan di Papua tidak terganggu. (SC03)