Gandeng Inovator asal Singapura, DKP Medan Ubah Sampah jadi Pupuk Langsung Di Lokasi Pembuangan

Kadis Kebersihan dan Pertamanan Medan H. Muhammad Husni saat melihat proses pengubahan sampah jadi pupuk organik.

Sumutcyber.com, Medan – Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan menggandeng Dr Muhammad Yani, inovator pengubahan sampah menjadi pupuk organik melalui bio teknologi asal Singapura.

Kolaborasi ini diharap membantu mengatasi persoalan sampah, khususnya di bantaran sungai di Kota Medan. Termasuk mengedukasi masyarakat memberdayakan sampah di lokasi.

Bacaan Lainnya

“Penanggulangan sampah menjadi pupuk organik dengan sistem bio teknologi, agar sampah yang bercampur sejak lama bisa terurai dengan mudah,” sebut  Muhammad Yani didampingi Kepala DKP Kota Medan, M Husni saat mengedukasi masyarakat, aktivis sungai, Pendawa dan Pramuka di pinggiran sungai Jalan Brigjen Zein Hamid, Gang Perbatasan Baru, Kecamatan Medan Maimun, Kamis (15/4/2021) sore.

Dijelaskannya, sampah yang sudah lama bercampur sangat sulit untuk dipilah sesuai kelompoknya. Dengan menggunakan bio sistem maka kendala tersebut bisa diatasi dengan mudah, murah, praktis dan tidak berbahaya jika terkena kulit manusia.

Setelah sampah dipisah organik dan non-organik, maka proses pembuatannya menjadi pupuk organik berkisar lima sampai tujuh hari. Kalau pun sampah sudah bercampur, paling lama 15 hari.

“Selama berkecimpung 20 tahun di bidang ini, alhamdulillah mendapat sambutan yang baik. Teknik kami sudah dipakai di India, Thailand dan Malaysia,” akunya.

Jika selama ini terkesan sulit mengelola sampah, lanjutnya, kini sudah tercipta solusi yang mudah dan murah serta aman. “Setelah 10-15 hari, kami akan kembali ke sini untuk melihat pupuk yang dihasilkan dari sampah-sampah tersebut,” tandasnya.

Tantangan

Sementara, Husni mengakui selama ini tantangan utama Pemerintah Kota (Pemko) Medan salah satunya adalah kebersihan.

“Kalau kita menggunakan sistem angkut dengan bergotong royong, akan memakan waktu. Apalagi jika situasinya sangat tidak mendukung. Kami mencoba berkolaborasi dengan pihak berkompeten asal Singapura serta Pendawa, Pramuka dan aktivis sungai untuk mengelola sampah di lokasi,” tuturnya.

Dikatakan mantan Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan ini, sampah yang selama ini menjadi masalah di Kota Medan, kini ada teknik yang bisa mengatasinya. Apalagi visi pak walikota juga mengatasi permasalahan sampah.

Ke depan, sambungnya, Pendawa, Pramuka dan aktivis sungai bisa menghadirkan bank sampah di lokasi untuk menampung sampah masyarakat karena formulasinya sudah ditemukan. “Ini salah satu teknik menyelesaikan masalah di lokasi. Kalau ini berhasil, akan menjadi model baru menyelesaikan masalah di lokasinya dengan melibatkan serta mengedukasi masyarakat sekitar,” tandasnya. (SC03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *