DPRD Sumut Minta Bangun Tembok Penahan Longsor Di Jalur Medan-Berastagi

Proses evakuasi korban longsor di jalur Medan-Berastagi Jalan Djamin Ginting. (Istimewa)

Sumutcyber.com, Medan – Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, prihatin atas peristiwa longsor yang terjadi di Jalur Medan-Berastagi, yang merenggut korban jiwa dan luka.

Dia meminta semua stakeholder terkait bergerak cepat mengantisipasi tidak terjadi lagi bencana serupa. Salah satunya, yakni dengan membangun tembok penahan di sepanjang titik rawan longsor.

Bacaan Lainnya

“Kita minta langkah cepat agar bencana longsor tidak terjadi berulang-ulang dan merugikan masyarakat,” kata Baskami kepada wartawan di Medan, Senin (25/10).

Politisi PDI-P ini merespon langkah lanjutan yang perlu diambil segera pascalongsor di tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, Sabtu malam lalu. “Bencana memang bisa datang kapan saja, dan sulit diprediksi, sehingga setidaknya harus diantisipasi secara dini,” katanya.

Antisipasi dimaksud, lanjut Baskami, membangun tembok penahan di sepanjang titik rawan longsor.

Tembok-tembok menyerupai bronjong itu akan menguatkan fungsi tanah dari  gangguan atau guncangan. Hal ini sudah dilakukan di kawasan Genting Highland di Malaysia.

“Kawasan yang kita lihat di Berastagi tampak tak punya fondasi dan penahan yang  kokoh, sehingga dikhawatirkan terjadi longsor,” sebutnya.

Hal itu terjadi karena di kawasan itu terdapat hutan lindung yang tidak kuat lagi menahan rembesan air. “Marilah kita jaga hutan lindung itu, janganlah dirambah,” ujarnya.

Kemudian, Pemkab Deli Serdang dan dinas terkait di Pemprovsu diminta bersinergis untuk menyiagakan alat berat agar secepatnya digunakan jika terjadi longsor mendadak di kawasan Brastagi.

Percepat Jalan Layang

Selain itu, secara khusus Baskami minta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II untuk mempercepat pelaksanaan  jembatan layang sejenis cantilever di ruas Jalan Medan-Berastagi.

Proyek ruas jalan sepanjang 30,8 km tersebut bernilai Rp179 miliar lebih itu akan menghubungkan batas Kota Medan-batas Kabupaten Karo panjang pelebaran 19 Km senilai Rp110 miliar lebih, dan batas Kabupaten Deli Serdang-simpang ujung Aji dengan panjang pelebaran 11,8 Km senilai Rp68,7 miliar.

Dikabarkan, proyek yang bertujuan mengurai kemacetan dari jalan Medan-Brastagi-Tanah Karo itu sempat tertunda karena dananya tersedot untuk penanggulangan Covid-19.

Terkait itu, Baskami berharap dengan kondisi pandemi yang mulai membaik, segera percepat pembangunan sarana dan prasana jalan itu yang diharapkan akan mengurangi beban jalan yang selama ini tertumpu di kawasan tikungan Brastagi. “Dengan pengurangan beban, diharapkan tikungan bukit tidak amblas lagi ke badan jalan,” pungkasnya. (SC03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *