Keberhasilan Pemisahan Bayi Kembar Siam, RSUP HAM Jadi Barometer Pelayanan Kesehatan Subspesialistik dan Multidisiplin

Sumutcyber.com, Medan – Sekretaris Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSUP H. Adam Malik dr Rizky Ardiansyah, SpA (K) menyampaikan, keberhasilan pemisahan kembar siam dempet dada hingga perut, asal Labuhanbatu ini menjadi barometer pelayanan kesehatan subspesialistik dan penangangan multidisiplin.

“Jadi kita berterima kasih kepada media yang telah memberikan kontribusi positif terhadap informasi kemajuan pelayanan kesehatan di Sumatera Utara,” kata dr. Rizky, Jumat (19/2/2021).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, tanpa bantuan sosialisasi media, keberhasilan pelayanan kesehatan kita yang sudah sangat maju kurang diketahui masyarakat. “Dampaknya masyarakat semakin kurang percaya dengan kemampuan tenaga medis kita. Tenaga medis perlu dikoordinasikan dengan baik agar bekerja optimal. Makanya untuk kembar siam ini perlu tim khusus yang tidak sama seperti menangani kasus-kasus yang rutin,” imbuhnya.

Terkait kondisi bayi kembar Siam saat ini, Rizky menjelaskan, kondisi bayi kembar, Adam dan Aris asal Dusun Sei Kelapa II, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara (Sumut) kondisinya kini sudah membaik dan sudah bisa bermain.

Dikatakannya, luka bekas operasi sudah cukup membaik karena sudah mengering.

“Saat ini sudah dirawat di ruang biasa di gedung paviliun RS Adam Malik. Selain itu, organ jantung dan hati yang menempel sebelum dipisah, juga tidak ada gangguan setelah dipisah. Keduanya sudah makan minum dengan baik, buang air besar dan buang air kecil juga tidak ada gangguan. Adam dan Aris juga sudah bermain ceria,” ujar Rizky

Saat ini kata Rizky,  yang sedang mereka persiapkan adalah  mengundang Pemda di tempat tinggalnya untuk perencanaan berobat jalan di RS di sana. Termasuk pihaknya masih menilai kemandirian kedua orang tuanya untuk pengasuhannya.

“Masalah yang perlu dipikirkan ke depan adalah bagaimana kedua orangtuanya bisa mandiri dalam merawat kedua bayi setelah dipisah saat nanti sudah pulang ke rumah. Kita ingin ada perhatian dari pemerintah daerah di sana untuk berpartisipasi aktif memantau perkembangannya,” ucap Rizky.

Lanjut  Rizky bahwa ada perbedaan merawat satu bayi dengan dua bayi. Aspek tumbuh kembang dan imunisasi jangan sampai diabaikan, hanya karena tinggal di pelosok.
“Karena kalau untuk imunisasi saja harus kontrol ke RS Adam Malik, tentu menjadi biaya buat orangtua. Makanya butuh perhatian pemerintah setempat,” ucapnya. (SC03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *