Sumutcyber.com, Medan – Debu erupsi Gunung Sinabung masuk kawasan Medan dan sekitarnya, Rabu (19/5/2021) pagi. Debu itupun menempel di jendela, kaca mobil dan sepedamotor.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan dr. Wijaya Juwarna SpTHT-KL meminta masyarakat mencuci hidung usai bepergian di luar ruangan.
“Mencuci hidung bertujuan membersihkan debu dan partikel asing lain serta untuk menjaga kelembaban rongga hidung,” kata Wijaya Juwarna, Rabu (19/5/2021).
Dia menyampaikan, budayakan cuci hidung dengan benar menggunakan larutan natrium klorida (NaCl) 0,9 persen. Ambil NaCl 0,9 persen sebanyak 500cc yang bisa dibeli di apotek rumah sakit, kemudian siapkan suntikan 10cc tanpa jarum.
“Masukkan larutan di dalam wadah bersih. Ambil larutan NaCl 0.9 persen sebanyak 10-12 cc. Untuk hidung kanan, miringkan kepala ke kiri, tahan nafas, lalu semprotkan menggunakan suntikan tanpa jarum tadi,” terangnya.
Jika benar ada abu vulkanik atau partikel asing lain di dalam hidung, sambungnya, air NaCl akan keluar di hidung kiri. Lakukan tindakan serupa untuk hidung sebelahnya. Jika tidak sengaja tertelan atau terhirup, cairan tersebut tidak berbahaya.
Dia mengatakan, dampak negatif dari erupsi gunung berapi dapat menyebabkan gangguan mekanikal, pernapasan akut, penglihatan dan iritasi kulit. Namun, dari ke semuanya gangguan pernapasan akut yang paling banyak dialami, misalnya iritasi hidung dan tenggorokan, bronkitis serta sesak napas.
Abu vulkanik yang masuk pada mata, sambungnya, menyebabkan mata mengalami iritasi, radang pada konjungtiva (konjungtivitis) dan abrasi kornea atau goresan pada kornea. Sedangkan untuk kasus iritasi kulit karena abu vulkanik masih jarang ditemukan. Iritasi kulit biasa terjadi sepanjang hujan abu dan jika abu vulkaniknya bersifat asam.
Saat erupsi, abu vulkanik biasanya mengandung silika, mineral dan bebatuan. Unsur yang paling umun adalah sulfat, kalsium, natrium, kalium, magnesium dan flourida. Ada juga unsur lain salam konsentrasi rendah yakni, seng, kadmium dan timah. (SC03)
Komentar