Cakupan Imunisasi di Sumut Menurun Signifikan, 3 Kab/Kota Alami KLB Campak dan Difteri

Kadis Kesehatan Sumut Drg. Ismail Lubis MM (paling kanan bawah) memberi arahan dan bimbingan serta membuka webinar Pekan Imunisasi Dunia.

Kadis Kesehatan Sumut: Bawa Anak-anak ke Pos Layanan Imunisasi

Sumutcyber.com, Medan – Kepala Dinas Kesehatan Sumut Drg. Ismail Lubis menerangkan, sejak pandemi COVID-19, cakupan imunisasi di Indonesia termasuk Provinsi Sumatera Utara menurun secara signifikan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Dan sudah terjadi di beberapa kab/kota di Indonesia, termasuk Sumatera Utara di mana terjadi KLB di 3 Kab/kota yaitu KLB Campak di Sibolga dan Tapteng, Difteri di Langkat  selama Tahun 2022,” kata Ismail Lubis dalam Webinar bagi Masyarakat Umum dan Tokoh Agama dalam Rangka Perayaan Pekan Imunisasi Dunia 16-22 April 2022, Kamis (15/4/2022).

Bacaan Lainnya

Dia menjelaskan, Imunisasi merupakan salah satu upaya yang aman dan efektif untuk melindungi anak-anak kita secara aktif terhadap penyakit-penyakit berbahaya seperti Campak, Rubella, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus atau penyakit lainnya.

“Vaksin telah menyelamatkan nyawa tanpa pandang bulu sejak 1798. Imunisasi cacar adalah yang pertama perlawanan terhadap penyakit. Untuk pertama kalinya, vaksin memberi semua orang kesempatan,” imbuhnya.

Imunisasi yang selama ini diberikan hanya kepada bayi (0-11bulan) ternyata tidak cukup untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, harus diberikan booster atau imunisasi lanjutan pada baduta (18-24 bulan) dan anak sekolah (BIAS), sehingga pemberian imunisasi tidak boleh berhenti hanya sampai usia 9 bulan.

“Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan rubella pada tahun 2023, mempertahankan status Indonesia Bebas Polio dan mewujudkan Dunia Bebas Polio tahun 2026,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, untuk menutup gap anak-anak yang belum mendapat imunisasi lengkap dan memutus mata rantai transmisi campak-rubela secara cepat, perlu dilakukan upaya penguatan imunisasi rutin dan juga pemberian imunisasi tambahan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional pada bulan Mei-Juni 2022 dengan target cakupan 95% di semua tingkat administratif atau wilayah.

“Oleh karena itu, melalui momen Pekan Imunisasi Dunia ini, saya mengajak seluruh masyarakat, tokoh agama, pelayan publik, Lembaga swadaya masyarakat, media, dunia, usaha, kader, dan seluruh sektor yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu di seluruh Provinsi Sumatera Utara, mari kita berkontribusi dalam mempertahankan cakupan imunisasi tinggi dan merata di semua tingkat administratif dengan target 95% untuk setiap jenis antigen imunisasi, sehingga KLB (Kejadian Luar Biasa) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tidak terjadi lagi,” imbuhnya.

“Membawa anak-anak kita ke pos-pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi sesuai jadwal dan mengejar imunisasi yang belum lengkap,” sambungnya lagi.

Meluruskan informasi yang tidak benar tentang imunisasi, Ismail juga memohon dukungan lintas sektor, lintas program, tokoh agama, tokoh masyarakat untuk ikut mensukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional Mei-Juni 2022 di Provinsi Sumatera Utara.

“Dimana Peran lintas program dan lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada semua pihak bahwa imunisasi sangat penting untuk memberikan perlindungan terhadap PD3I dan mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masa yang akan datang dalam rangka mewujudkan generasi bangsa yang sehat, kuat dan cerdas,” tutupnya. (SC03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *