Sumutcyber.com, Medan – Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Dan Penataan Ruang (PKP2R) Medan Endar Sutan Lubis mengungkapkan, dalam upaya penanganan stunting pihaknya berfokus terhadap mengurangi pemukiman kumuh. Sebab kebersihan lingkungan tempat tinggal termasuk salah satu penyebab stunting.
“Program kami dalam upaya penanganan stunting adalah bedah rumah, penyediaan air bersih dan pembuatan septic tank baik itu yang individu maupun komunal,” Kata Kadis PKP2R Endar dalam rilis yang diterima Sumutcyber.com, Rabu (15/6/2022).
Dijelaskan Endar Sutan Lubis, saat ini kawasan kumuh yang akan dilakukan pembenahan terhadap lingkungan tempat tinggalnya adalah yang sesuai dengan lokasi fokus (lokus) yang telah ditetapkan Bobby Nasution melalui Surat Keputusan Wali Kota. Selain itu juga mengacu dari data-data yang diperoleh Kotaku.
“Kita punya target dalam setahun ini harus dapat mengurangi atau menghilangkan kawasan kumuh rata-rata seluas 160 hektar. Salah satu lokasi yang telah kita lakukan program bedah rumah adalah di Kelurahan Bagan Deli, Medan Belawan. Setelah kita bedah lingkungan tempat tinggalnya tersebut menjadi lebih sehat dan layak,” jelas Endar Sutan Lubis.
Endar menambahkan, pilot project kedepannya Dinas PKP2R adalah bedah rumah sebanyak 300 rumah diantaranya juga akan membuat konsep rumah panggung khususnya di Kelurahan Belawan Bahagia. Sebab di kawasan ini angka stuntingnya cukup tinggi. Selain itu bedah rumah juga akan dilakukan di tempat – tempat yang konsentrasi angka stuntingnya tinggi.
“Agar penanganan Stunting lebih maksimal sesuai arahan Pak Bobby Nasution, kebijakan dalam program bedah rumah kita rubah. Artinya rumah yang dibedah tidak lagi sebagian, namun pembenahan rumah akan dilakukan mulai dari dasar atau keseluruhan rumahnya,” Sebut Endar Sutan Lubis.
Endar pun meminta agar tidak terjadi kendala dalam program bedah rumah ini, diharapkan masyarakat yang rumahnya ingin dibedah agar dapat memastikan bahwa tanah dan rumah tersebut milik sendiri. Sebab permasalahan sering terjadi ketika rumahnya akan dibedah ternyata rumahnya bukan milik sendiri atau menyewa.
“Kendala yang kita hadapi adalah jika terdapat suatu kawasan tinggi angka stuntingnya, namun ketika akan kita lakukan bedah rumah ternyata rata- rata rumah sewa, sehingga tidak dapat kita lakukan bedah rumah,” Ungkap Endar Sutan Lubis.
Sementara itu guna menindaklanjuti perintah Bobby Nasution, Kadis Ketahanan Pangan (Ketapang) Emilia Lubis mengungkapkan pihaknya juga melakukan upaya dalam penanganan stunting. Salah satunya adalah memastikan Penguatan integrasi peningkatan ketahanan pangan dan gizi.
Menurut Emilia Lubis, program yang dilakukan Dinas Ketapang adalah Pemberian makanan tambahan (PMT) baik untuk Balita, Ibu hamil dan ibu menyusui.
Dengan makanan tambahan ini diharapkan tidak terjadi rawan pangan dan dapat mencukupi gizi anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui sehingga akan berdampak baik bagi tumbuh kembangnya anak dan terhindar dari Stunting.
“Sebagai salah satu bentuk penanganan Stunting di Kota Medan Dinas Ketapang memberikan makanan tambahan untuk Balita, ibu hamil dan ibu menyusui. PMT untuk balita kita berikan di Kecamatan Medan Belawan dan PMT terhadap Ibu hamil dan Ibu menyusui kita berikan di Kecamatan Medan Tuntungan. Program ini bertujuan untuk menghindari rawan pangan, jika tidak terjadi rawan pangan otomatis program pencegahan Stunting juga dapat teratasi,” sebutnya.
Seperti diketahui dalam mempercepat penurunan angka stunting. Tahun 2022 ini, Pemko telah menyusun 15 program, 16 kegiatan dan 29 subkegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi yang dilaksanakan 10 OPD dan 30 Kelurahan dengan total pagu anggaran Rp 198.102.286.201, termasuk dana kelurahan Rp1.905.246.381. Khusus untuk 550 balita penderita stunting yang saat ini terdapat pada 20 kecamatan telah pula ditetapkan anggaran penanganan sebesar Rp14.878.011.827. (SC03)