
BPBD Kab. Madiun bersama semua unsur terkait sudah terjun ke lokasi guna penanganan banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kab. Madiun pada Sabtu (15/3/2025). (Sumber Foto: BPBD Kab. Madiun)
Madiun – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Madiun pada Sabtu (15/3) sore menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah. Banjir terjadi akibat luapan Waduk Dawuhan serta sistem drainase yang tidak optimal, sementara tanah longsor dipicu oleh kondisi tanah yang labil setelah hujan deras.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir melanda enam kecamatan yang mencakup 13 desa, sedangkan tanah longsor terjadi di tiga kecamatan dengan lima desa terdampak.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menyampaikan bahwa satu warga bernama Wahyudiyono dilaporkan hanyut dan masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.
“Saat ini, tim gabungan terus melakukan upaya pencarian korban yang hanyut, serta membantu evakuasi warga terdampak ke lokasi yang lebih aman,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Minggu (16/3/2025).
Data BNPB mencatat sekitar 2.000 jiwa terdampak banjir, sementara lima kepala keluarga (KK) terdampak tanah longsor. Selain itu, sekitar 500 rumah tergenang dengan Tinggi Muka Air (TMA) mencapai 50–60 cm. Dua akses jalan utama, yakni Jalan Raya Kare – Dungus dan Jalan Raya di Kecamatan Wonoasri, juga terdampak akibat genangan air dan material longsor.
BPBD Kabupaten Madiun bersama tim gabungan telah melakukan berbagai upaya, termasuk pencarian dan penyelamatan korban, koordinasi dengan instansi terkait untuk mendata dampak serta kebutuhan bantuan, dan evakuasi warga. Hingga Minggu sore, banjir di beberapa titik mulai surut, namun pencarian korban hanyut masih terus dilakukan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan bencana. BNPB dan pihak terkait akan terus memantau kondisi di lapangan dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan. (SC03)