UMA Kini Miliki FAI, Buka Penerimaan Mahasiswa Baru dan Beri Kelonggaran Uang Kuliah

Rektor UMA Prof Dr Ir Dadan Ramdan MEng, MSc (tengah/duduk) diabadikan bersama Dekan FAI UMA Dr H Hasrat Efendi Samosir MA, Ketua Prodi PAI Dr Siti Hawa Lubis MPdI, Kabag Humas UMA Suwarni SSos dan sejumlah dosen FAI.

Sumutcyber.com, Medan – Universitas Medan Area (UMA) kini memiliki fakultas baru, yakni Fakultas Agama Islam (FAI).  Fakultas baru ini melengkapi 7 fakultas dan 5 program magister serta 1 program doktor yang sudah ada sebelumnya.

Rektor UMA Prof Dr Ir Dadan Ramdan MEng, MSc mengatakan,  FAI tengah menerima mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023 untuk Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Agama (Kepmenag) No. 543 Tahun 2022 tentang Izin Penyelenggaraan Prodi Pendidikan Agama Islam pada FAI UMA tertanggal 27 Mei 2022.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah, Prodi baru Pendidikan Agama Islam yang kita asuh sudah masuk pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi atau PPDikti. Jadi tak perlu ada keraguan soal izin,” kata Prof Dadan saat temu pers di ruang rapat rektor, Kampus I UMA Jalan Kolam No 1 Medan Estate, Senin (8/8/2022,).

Hadir dalam temu pers itu Dekan FAI UMA Dr H Hasrat Efendi Samosir MA, Ketua Prodi PAI Dr Siti Hawa Lubis MPdI, Kabag Humas UMA Suwarni SSos dan sejumlah dosen FAI di antaranya Amsal Qori Dalimunthe MPdI, Mujhirul Iman MPdI, Anrinaldi MPd, Cahaya MPd, dan Neng Nurcahyati Sinulingga MPd.

Rektor mengatakan, sejumlah calon mahasiswa sudah mendaftar ke FAI UMA, dan 5 orang di antaranya penerima Beasiswa Kementerian Agama (Kemenag) RI. “Ini artinya, fakultas ini baru berdiri sudah dipercaya Kemenag. Kemenag yakin UMA sebagai PTS terbaik di Sumut bisa mengelola FAI dengan baik ” tutur Prof Dadan.

Untuk tenaga pendidik, kata Dadan, FAI memiliki dua dosen tetap bergelar doktor dan 2 orang tengah menyelesaikan program doktor.

Kata Prof Dadan, pendirian FAI UMA merupakan cita-cita dari almarhum Bapak Haji Agus Salim Siregar sebagai pendiri UMA, yang berkeinginan UMA memiliki Fakultas Agama Islam untuk memberikan pencerahan dan berkontribusi dalam syiar Islam.

Dadan berharap, FAI harus bisa mewarnai, sesuai dengan visi UMA yakni menghasilkan lulusan yang punya kepribadian, punya karakter dan akhlakul karimah.

“Karenanya, FAI harus benar-benar menunjukkan suasana Islami. Saat saya kuliah di Jepang, saya merasakan suasana Islami itu, yaitu jujur, bersih, sopan, ramah dan sebagainya,” tutur peraih gelar MEng dari sebuah perguruan tinggi terkemuka di Jepang ini seraya menambahkan rektorat dan pimpinan Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim (YPHAS) percaya bahwa pimpinan fakultas baru, bisa memgemban amanah membangun dan memajukan FAI dengan baik.

Terkait uang kuliah, sebagai fakultas baru diberi kelonggaran, yakni Rp5.500.000 per tahun, bisa 4 kali bayar, dan tidak ada uang SKS. Sedangkan uang pendaftaran Rp850.000  sudah termasuk pembayaran jaket almamater, tas, asuransi, KTM, biaya tes kesehatan, dan buku panduan.

Dalam kesempatan itu, Dekan FAI UMA Dr H Hasrat Efendi Samosir MA mengatakan, proses pengajuan izin Prodi PAI berlangsung sekitar 1 tahun 3 bulan. Dengan dukungan yayasan, rektor, wakil rektor I, dan Dr Abror Parinduri serta Dr Siti Hawa Lubis, kemudian keluar Kepmenag No 543 Tahun 2022.

“Kami juga menyampaikan terimakasih kepada Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI H Marwan Dasopang bersama Staf Rahmat Kurnia Lubis yang membantu proses pengurusan izin penyelenggaraan FAI UMA,” kata Hasrat yang juga dosen UIN Sumut.

Menurut Hasrat, pembukaan FAI ini menjadi sejarah baru bagi UMA di kepemimpinan Prof Dadan Ramdan sebagai rektor. “Dengan arahan rektor dan yayasan, Alhamdulillah di tangan anak-anak muda bisa berdiri FAI. Dan dengan semangat hijrah dan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, di tangan anak-anak muda ini FAI UMA akan eksis,” tutur Hasrat yang juga Ketua BKM At Taqwa Kampus UMA.

Adapun visi FAI UMA, kata Hasrat, mewujudkan sarjana muslim sebagai tenaga pendidik yang Islami, inovatif, berkpribadian dan mandiri serta mampu berdaya saing di tingkat lokal, nasional dan regional di 2025, dan tingkat internasional di 2030.

“Visi ini sesuai dengan visi UMA menuju world class university. Mahasiswa FAI UMA nanti diharapkan ada dari Malaysia dan Thailand,” kata Hasrat.

Sedangkan misi FAI UMA adalah menyiapkan lulusan berkualitas, beriman dan bertakwa, berakhlak mulia didasari pengamalan dan penghayatan yang benar dan integratif. Kemudian menyelenggarakan pendidikan yang unggul dan kompetitif untuk menghasilkan lulusan profesional sebagai guru agama Islam di sekolah, madrasah dan pesantren. Jika lulusan terjun sebagai pengusaha, tetap jadi pengusaha Islami.

“Kita berharap, yang masuk ke FAI 60 persen lulusan pesantren/madrasah dan 40 persen dari SMA/SMK. Untuk masuk FAI, kita  melakukan tes baca Alquran,” tambah Hasrat Samosir.

Ditambahkannya, FAI menekankan pendidikan Islam Washatiyah (moderat). Tidak ekstrim kiri atau kanan, melainkan washatiyah. Karena tantangan sekarang adalah liberalisme dan radikalisme. (SC08)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *