Medan – Sejumlah organisasi masyarakat sipil (OMS) yang bergerak di bidang penanggulangan HIV-AIDS di Kota Medan mendiskusikan implementasi program Pre-Exposure Profilaksis (PrEP) bersama Dinas Kesehatan Kota Medan di Dinas Kesehatan Kota Medan, Jumat (9/12/2024).
“Kami berdiskusi mengenai program PrEP yang telah dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan melalui 12 Puskesmas di kota ini,” ujar Erwin dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumatera Utara.
PKBI Sumut, sebagai Sub Sub Recipient (SSR), bekerja sama dengan Indonesia AIDS Coalition (IAC) sebagai Principal Recipient (PR) dan PKBI DKI Jakarta sebagai Sub Recipient (SR) melalui program Female Sex Worker – Community System Strengthening Human Rights (FSW-CSSHR).
Erwin menjelaskan bahwa PrEP adalah obat pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko penularan HIV, terutama melalui hubungan seksual. Obat ini ditujukan bagi orang dewasa dan remaja yang belum terinfeksi HIV, tetapi memiliki risiko tinggi tertular. “PrEP berfungsi sebagai langkah pencegahan bagi komunitas yang rentan agar tidak terpapar HIV,” tambahnya.
Diskusi tersebut juga membahas hambatan dan tantangan dalam aksesibilitas PrEP di komunitas. “Kami mendalami alasan mengapa banyak komunitas yang minim mengakses PrEP. Ada yang hanya mengakses di bulan pertama lalu berhenti, atau mengambil obat tapi tidak dikonsumsi. Masalah-masalah ini kami sampaikan kepada Dinas Kesehatan Medan agar program PrEP dapat diperbaiki dan lebih efektif ke depannya,” jelas Erwin.
Saat ini, layanan PrEP di Medan tersedia di Puskesmas Teladan, Padang Bulan, Helvetia, Medan Deli, Glugur Darat, Medan Area, Desa Binjai, Sunggal, Sentosa Baru, Johor, dan Selayang. Populasi kunci yang paling banyak mengakses PrEP adalah lelaki seks lelaki (MSM), pasangan orang dengan HIV (ODHIV), dan pekerja seks perempuan (PSP).
Pengelola Program HIV-AIDS Dinas Kesehatan Kota Medan, Emilda, mengharapkan komunitas memberikan laporan tertulis atas setiap masalah terkait PrEP. “Selama ini banyak masalah yang tidak dilaporkan. Padahal, Kota Medan menjadi salah satu wilayah dengan akses PrEP terbanyak, mencapai sekitar 10 ribu pengguna,” ungkapnya.
Perwakilan KPA Medan L. Marsudi Budi Utomo turut menambahkan harapannya agar lebih banyak komunitas rentan dapat mengakses PrEP. “Kami berharap program ini mampu menjangkau lebih banyak pihak yang berisiko, sehingga upaya penanggulangan HIV di Kota Medan bisa lebih optimal,” ujarnya.
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak, seperti Koordinator SSR, Advokasi Officer, Koordinator Lapangan FSW-CSSHR, KPA Kota Medan, Jaringan Indonesia Positif (JIP) Sumut, Yayasan Medan Plus, Inti Muda, IPPI Sumut, Yayasan Galatea, YP ADHA, PETRASU, PL FSW, OPSI Sumut, serta dua perwakilan dari Forwakes Sumut. (SC03)