Sumutcyber.com, Medan – Penggemar makanan ringan atau Snack Lays, Doritos dan Cheetos di Indonesia pasti sedih mendengar kabar ini. Sebab, ketiga merek tersebut akan berhenti produksi di Indonesia diperkirakan mulai Agustus 2021.
Alasannya, ketiga merek tersebut merupakan produksi PepsiCo. PepsiCo selaku afiliasi Fritolay Netherlands Holding BV resmi diakuisisi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Indofood membeli seluruh saham Fritolay di dalam perusahaan patungan PT Indofood Fritolay Makmur (IFL). Transaksi itu dilakukan pada Rabu (17/2).
Sekretaris Perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Gideon A Putro mengatakan nilai transaksi atas pembelian seluruh saham PepsiCo di IFL sebesar Rp494 miliar. Kini, Indofood CBP Sukses Makmur menjadi 99,99 persen saham IFL.
Gideon mengungkapkan transaksi itu sekaligus akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo setelah IFL menyelesaikan semua proses persiapan penghentian produksi dan penjualan produk PepsiCo.
Hal ini harus diselesaikan dalam waktu enam bulan sejak transaksi pembelian saham dilakukan. Jika dihitung sejak Februari ini, maka perjanjian lisensi dengan PepsiCo berakhir pada Agustus 2021 mendatang.
“Fritolay, PepsiCo dan/atau pihak afiliasi lainnya tidak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan, atau mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama tiga tahun dari sejak berakhirnya masa transisi,” ujar Gideon dalam keterangan resmi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (18/2).
Ia menyatakan transaksi pembelian saham ini bukan transaksi material sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 mengenai Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
Selain itu, hal ini juga bukan transaksi afiliasi serta benturan kepentingan seperti yang diatur dalam Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 mengenai Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.
Diketahui, beberapa produksi PepsiCo yang dipasarkan di Indonesia, antara lain Lays, Doritos, Cheetos. Dengan transaksi ini, maka pemasaran produk-produk tersebut di Indonesia akan berhenti sementara. (SC03/m.cnnindonesia.com)