Pemkab Toba Bersama Forkopimda Peringati Hari Gugurnya Raja Sisingamangaraja XII

Toba – Bupati Toba Poltak Sitorus bersama Forkopimda melakukan ziarah sekaligus peringati hari gugurnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII melalui upacara nasional, di Makam Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII Desa Silalahi Pagar Batu Balige, Kamis (20/6/2024).

Raja Sisingamangaraja XII ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961. Raja Sisingamangaraja XII lahir di Bakkara, Kabupaten Humbang Hasundutan pada 18 Februari 1848, nama kecilnya adalah Patuan Bosar yang kemudian digelari Oppu Pulo Batu. Raja Sisingamangaraja XII gugur pada 17 Juni 1907 di Daerah Aek Sibulbulon, Huta Sionom Hudon, Kabupaten Dairi, pada usia 62 tahun.

Jenazah Raja Sisingamangaraja XII dimakamkan oleh Belanda di Tangsi, Tarutung. Tahun 1953 Raja Sisingamangaraja XII kembali dimakamkan di Makam Pahlawan Desa Pagar Batu Balige, Kabupaten Toba.

Ziarah sekaligus upacara nasional kali ini mengusung tema Pantun Hangoluan Tois Hamagoan.

Bacaan Lainnya

Dalam pesannya, Bupati Toba Poltak Sitorus mengajak semua masyarakat untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dalam membangun kemerdekaan Republik Indonesia.

“Ke depan mari kita bersama-sama membangun kemerdekaan ini. Menjadikan kemerdekaan ini untuk kemakmuran bangsa Indonesia. Ayo, jangan lupakan perjuangan para pahlawan kita, mari berjuang untuk kemakmuran dan kemajuan daerah dan bangsa kita,” pesannya.

Dandim 0210/TU Letkol Inf. Saiful Rizal yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, mengajak generasi muda meneladani Raja Sisingamangaraja XII yang gigih dan tidak mau menyerah. “Ayo generasi muda, jangan mudah menyerah. Kita harus pantang menyerah membangun bangsa ini sampai titik darah penghabisan,” pesannya.

Kapolres Toba AKBP Wahyu Indrajaya juga menyampaikan pesan untuk meneladani Raja Sisingamangaraja XII yang tidak bersedia menukarkan perjuangannya dengan kemewahan dan jabatan yang ditawarkan oleh Belanda.

“Pahlawan kita, Raja Sisingamangaraja XII tidak mau menukarkan kemerdekaannya dengan jabatan dan kemewahan. Beliau tidak mau tunduk pada penjajah dan memilih untuk terus melawan sampai titik darah penghabisan. Ini harus kita teladani,” pungkasnya. (SC-JT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *