Pemerintah Lanjutkan Pemberian Bantuan pada Petani Gagal Panen Akibat Banjir

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman membahas kelanjutan penanganan gagal panen (puso) akibat bencana alam banjir tahun 2023 di Kantor Menko PMK, Senin (19/2/2024). (Sumber: kemenkopmk.go.id)

Sumutcyber.com, Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman membahas kelanjutan penanganan gagal panen (puso) akibat bencana alam banjir tahun 2023 di Kantor Menko PMK, Senin (19/2/2024).

Muhadjir Effendy menyampaikan, bahwa hasil rapat tersebut antara lain memutuskan pemerintah pusat akan melanjutkan pemberian bantuan kepada para petani terdampak banjir pada tahun 2023 yang lalu, dan disalurkan ke rekening masyarakat terdampak di bank-bank Himbara melalui BNPB.

“Berdasarkan data BNPB telah tercatat 331 bencana banjir atau sekitar 44 persen dari total kejadian bencana yang terjadi per Januari-Maret 2023. Bencana banjir yang melanda di Indonesia pada awal tahun 2023 itu telah mengakibatkan gagal panen diperkirakan mencapai  5.469 hektar, di 20 provinsi”, kata Muhadjir saat memberikan keterangan pers kepada media setelah RTM.

“Karena kemarin bantuan belum selesai diberikan kepada petani (terdampak), RTM ini memutuskan bahwa bantuan tersebut akan dilanjutkan bagi mereka yang terdampak panen pada tahun 2023, jumlahnya sama. (bantuan) Pemerintah melalui BNPB melalui dana siap pakai akan disediakan dana sekitar 200 miliar lebih,” pungkas Muhadjir.

Sementara itu Suharyanto saat melakukan rapat tingkat menteri bercerita terkait penanganan pemberian bantuan kepada petani yang alami gagal panen (puso) yang telah dilakukan BNPB pada tahun 2023.

Bacaan Lainnya

“BNPB diberikan mandat oleh Presiden untuk menangani bantuan kepada petani gagal panen atau puso terdampak banjir. Selanjutnya petani yang gagal panen diberikan bantuan 8 juta per hektar berdasarkan biaya operasional yang dibutuhkan bagi para petani untuk bisa menanam kembali,” ujar Suharyanto.

Pemberian bantuan ini telah dilakukan sebanyak tiga kali, dua di antaranya diserahkan langsung secara simbolis oleh Presiden Joko Widodo kepada warga terdampak.

“Pada perkembangannya tepatnya tanggal 13 Desember 2023 Bapak Presiden menyerahkan bantuan stimulan pada petani yang gagal panen. Dilaksanakan di Pekalongan untuk beberapa (warga) Kabupaten Grobogan, Jepara, Demak, Pati, Kudus, Kota Pekalongan, Brebes dan  Kendal,” tuturnya.

“Kemudian pada tanggal 23 Januari 2024 diserahkann juga, tetap di Jawa Tengah karena dari seluruh petani yang gagal panen atau puso wilayah Jawa Tengah paling besar petani yang alami gagal panen,” lanjut Suharyanto

Selanjutnya atas perintah Bapak Presiden dan Menko PMK, BNPB juga telah memberikan simbolis bantuan lanjutan pada tanggal 7 Februari 2024.

“Deputi Rehabilitasi Rekonstruksi mengikutsertakan Komisi VIII DPR RI menyerahkan kepada petani gagal panen di Kabupaten Kudus dan Jepara,” tutup Suharyanto.

Tahun 2024 ini pemerintah daerah terdampak banjir mengusulkan 26.998 Ha lahan pertanian yang diharapkan dapat diberikan bantuan stimulan oleh pemerintah dengan biaya total 233.822.793.000 rupiah. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *