Ungkap Peran Penyuluh Tak Berpengaruh Langsung terhadap Produktivitas Padi di Asahan
Medan – Program Studi Doktor Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA) kembali menghasilkan doktor. Itu setelah Ir. Oktoni Eryanto, MMA, lulus dalam ujian terbuka promosi doktor di lantai III Kampus Program Doktor Ilmu Pertanian UMA, Jalan Sei Serayu Medan, Jumat (24/5/2024).
Oktoni Eryanto yang saat ini menjabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Asahan, berhasil mempertahan disertasinya berjudul “Model Peran Penyuluh Terhadap Produktivitas Melalui Pemahaman Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman Berkelanjutan dan Kapabilitas Petani pada Pertanian Padi Sawah Kawasan Perkebunan di Kabupaten Asahan”.
Sidang promosi doktor dipimpin langsung Rektor UMA Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng., M.Sc, dan dihadiri Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumut Prof. Drs. Saiful Anwar Matondang, MA, PhD.
Adapun panitia ujian terdiri Ketua Sidang Prof. Dr. Ir. Siti Mardiana, M.Si, Sekretaris, Dr. Ihsan Effendi, SE, M.Si, Perwakilan Program Studi Dr. H.M. Akbar Siregar, M.Si, dan Prof. Dr. Ir. Yusniar Lubis, MMA. Sedangkan penguji I Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS; PhD, penguji II Prof. Dr. Ir. Mhd. Buhari Sibuea, M.Si, promotor Prof. Dr. Ir. Retna Astuti Kuswardani, MS dan co-promotor Dr. Ir. Zulheri Noer, MP.
Hadir dalam promosi doktor itu, Rektor Universitas Asahan (UNA) Prof. Dr. Tri Harsono, M.Si, Sekdakab Asahan Drs. John Hardi Nasution, M.Si dan sejumlah kadis di lingkungan Pemkab Asahan. Juga hadir para wakil rektor UMA dan pimpinan Pascasarjana UMA serta istri dan anak-anak promovendus Oktoni Eryanto.
Setelah melewati ujian promosi doktor yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.30 WIB, Rektor UMA Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng., M.Sc mengumumkan, Oktoni dinyatakan lulus dengan predikat Pujian, IPK 3,78 dengan masa studi 3 tahun 8 bulan. Dan Oktoni merupakan doktor keempat Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA sejak dibuka 2020 lalu.
Di depan tim penguji, Oktoni memaparkan, Indonesia merupakan negara agraris dengan potensi pertanian yang besar, produktivitas padi sawah menunjukkan tren penurunan, terutama di Provinsi Sumatera Utara. Penyuluhan pertanian diidentifikasi sebagai faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas padi sawah, dengan peran penting dalam pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
“Dalam rangka upaya meningkatkan produktivitas padi sawah, kajian modei peran penyuluh terhadap produktivitas melalui pemahaman pengelolaan OPT berkelanjutan sangat diperlukan,” kata Oktoni.
Dijelaskannya, dia melakukan penelitian di Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, dengan tujuan untuk mengumpulkan data tentang petani padi sawah. Pengambilan sampel dilakukan secara acak proporsional di setiap kecamatan, khususnya dari tiga kecamatan terbesar sebagai sentra produksi padi, yaitu Kecamatan Rawang Panca Arga, Sei Kepayang, dan Kecamatan Meranti.
Hasil analisis menunjukkan, kata Oktoni, bahwa peran penyuluh pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengelolaan OPT dan kapabilitas petani, namun tidak berpengaruh langsung pada produktivitas pertanian. Meskipun demikian, peran penyuluh secara tidak langsung memengaruhi produktivitas melalui peningkatan kapabilitas petani. Penyuluh membantu petani dalam memahami praktik pengelolaan OPT yang efektif, memberikan informasi tentang teknologi pertanian terbaru, dan melatih petani menentukan strategi pengendalian hama yang berkelanjutan.
“Jumlah dan kesesuaian kompetensi penyuluh dengan pekerjaannya masih menjadi kendala yang perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan. Langkah-langkah strategis seperti peningkatan jumlah penyuluh yang sesuai dengan kebutuhan, kolaborasi antar lembaga, dan integrasi teknologi informasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas kegiatan penyuluhan,” ungkapnya.
Oktoni Eryanto dalam disertasinya kemudian menyimpulkan, pertama peran penyuluh pertanian tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap produktivitas padi sawah di Kabupaten Asahan, melainkan harus melalui variabel lain atau pengaruh tidak langsung, variabel yang tepat untuk menjadi mediasi adalah kapabilitas petani.
Kedua, peran penyuluh pertanian memiliki pengaruh terhadap pemahaman pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Ketiga, peran penyuluh pertanian memiliki pengaruh terhadap dan kapabilitas petani.
Keempat, pemahaman pengelolaan OPT memiliki pengaruh terhadap kapabilitas petani.
Kelima, kapabilitas petani memiliki pengaruh terhadap produktivitas secara langsung.
“Dan keenam, pemahaman pengelolaan OPT tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas,” kata mantan mantan Kadis Pertanian Asahan ini.
Promovendus juga merekomendasikan, pertama perlu ada upaya Pemerintah Kabupaten Asahan dalam memaksimalkan peran penyuluh, misalnya dengan memberi insentif penyuluh yang memiliki kinerja sangat baik.
Kedua, program penyuluhan dapat dimaksimalkan dengan penguatan SDM petani untuk meningkatkan pemahaman dan kapabilitas petani.
Ketiga, perlu kajian lebih lanjut terkait variabel mediasi yang menghubungkan antara peran penyuluh dengan produktivitas.
Keempat, kata Oktoni, perlu perencanaan dan peningkatan jumlah penyuluh serta peningkatan kompetensi penyuluh sesuai dengan komoditas unggulan daerah. Perlu ada restrukturisasi penyuluh, satu penyuluh difokuskan pada satu komoditas dan satu wilayah sehingga kegiatan penyuluhan lebih optimal.
“Kelima, direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Asahan untuk segera membuat regulasi yang berkaitan dengan peran penyuluh pertanian dalam mendukung kegiatan dan program pembangunan di Kabupaten Asahan,” ucap Oktoni di depan Tim Penguji.
Direktur Pascasarjana UMA Prof Retna Astuti Kuswardani dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada Dr Oktoni Eryanto karena telah berhasil melewati perjuangan yang panjang terutama dalam melakukan penelitian untuk disertasinya. Dia yakin, disertasi yang ditulis Oktoni sangat berharga untuk ilmu pengetahun dan bangsa, karena Oktoni telah malang melintang di dunia pertanian, mulai dari penyuluh hingga kadis pertanian, dan saat ini masih aktif bekerja di Pemkab Asahan.
“Pengalaman-pengalaman Bapak Dr Oktoni Eryanto yang kemudian diperdalam lewat penelitian bisa dipertanggungjawabkan secara akademis dan mewarnai khasanah ilmu pengetahuan,” kata Prof Retna.
Rektor UMA Prof Dadan Ramdan juga menyampaikan selamat kepada Dr Oktoni yang berhasil meraih doktor di usia yang tidak muda lagi, yakni menjelang 60 tahun. “Keuletan Dr Eryanto bisa jadi motivasi bagi kita, bahwa studi harus sepanjang hayat,” kata rektor.
Sementara itu, Ketua Prodi Doktor Ilmu Pertanian UMA Prof Zulkarnain Lubis menyatakan bersyukur angkatan pertama program doktor sudah hampir selesai. Setelah Dr Oktoni Eryanto yang berhasil sebagai doktor keempat, akan ada lagi ujian promosi doktor kelima, yakni pada hari Senin pekan depan.
“Ini sesuai dengan yang kita targetkan, tiga hingga empat tahun mereka sudah tamat. Itu menunjukkan ketepatan produktivitas lulusan. Mudah-mudahan ini bisa kita pertahankan. Kemudian karya-karya mereka juga terbit di jurnal-jurnal bereputasi internasional seperi Scopus, Q1 dan Q2. Ini menunjukkan publikasi mereka bagus dan kualitasnya bisa dipertahankan,” kata Prof Zulkarnain Lubis menjawab pertanyaan wartawan.
Prof Zul menambahkan, keberhasilan itu bisa diperoleh karena akademik di Program Doktor dipertahankan dan proses serta prosedurnya dipermudah. “Tapi bukan dimudah-mudahkan, melainkan dipermudah, dan proses akademiknya bisa dipertanggungjawabkan,” katanya. (SC08)