Ngobrol FILM, BPK Oi Medan dan Walhi Sumut Bahas Kolaborasi Lintas Sektor Jaga Keberlanjutan Lingkungan

Sumutcyber.com, Medan – Badan Pengurus Kota Orang Indonesia (BPK-Oi) Medan bekerjasama dengan WALHI Sumut menggelar acara Ngobrol Film (Episode 1) di Parkiran Kopi Sepeda, Medan Johor, Jumat (9/6/2023).

Kegiatan yang menghadirkan banyak aktivis, seniman dan budayawan ini dibuka dengan suguhan musik yang dibawakan oleh The baMBoes.

Ketua BPK Oi Medan, Joko Susilo dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari  program kerja BPK Oi Medan yang akan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali.

“Pada episode 1 ini kita mengangkat tema lingkungan karena pada bulan ini kita sedang memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 6 Juni kemarin. Oleh karenanya kita mengajak WALHI Sumut untuk bekerjasama dalam kegiatan kali ini. Kedepan kigiatan serupa akan terus kita lakukan dengan mengangkat tema-tema yang beragam dan terus membangun kerjasama dengan berbagai lembaga yang konsen pada isu-isu yang akan dijadikan topik diskusi,” ujar Joko Susilo.

Ada dua film yang diputar dan dijadikan sebagai bahan pengantar diskusi yaitu Film Jamu Laut yang disutradarai oleh Andi Hutagalung dan trailer film The Kings Territor.

Tedy Wahyudy selaku produser dan penulis The King Territor mengatakan, film yang sedang dalam proses produksi ini akan berkisah tentang konflik antara harimau dan manusia di wilayah hutan Sumatera Utara yang banyak memakan korban. Bagi Tedy konflik antara harimau dan manusia merupakan dampak dari krisis lingkungan di mana banyaknya kawasan hutan yang mengalami alih fungsi lahan.

“Di antara sisi konflik yang disebabkan oleh persoalan lingkungan ini, kami menyelipkan kisah seoarang Haray Sam Munthe (52) yang memutuskan pulang ke kampung halaman untuk melanjutkan jejak almarhum ayahnya menjadi pawang hujan, setelah mengalami mimpi berulang tentang harimau. Haray Sam memiliki cara pandang yang berbeda mengenai konservasi harimau; banyak hal yang kemudian ia lakukan mulai dari mendirikan komunitas konservasi hutan dan satwa liar, hingga memberikan pendidikan penyadaran terkait hal tersebut. Satu lagi, film ini juga mengangkat hal-hal magis tentang harimau yang masih melekat dalam kehidupan budaya lokal,” jelas Tedy.

Bacaan Lainnya

Unsur-unsur tradisi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan juga tergambarkan dari film Jamu Laut. Film ini menceritakan proses pelaksanaan upacara keagamaan yang dibalut dengan nilai-nilai tradisi melayu sumatera. Upacara ini dimaknai sebagai bentuk saling menghormati antara manusia dan alam dengan pengharapan agar manusia mendapatkan berkah dari tuhan yang kuasa sehingga terjauhkan dari bencana.

“Tentu ini adalah bagian dari tradisi kita, tradisi yang mengajarkan kita untuk merawat dan menghargai lingkungan. Dan sebenarnya, tradisi ini juga menjadi tanda kita harus memberikan waktu kepada alam atau lingkungan untuk melakukan proses pemulihan dirinya agar kembali dapat memberikan manfaat,” jelas Andi Hutagalung.

Keseluruhan narasumber yang menjadi pemateri pada kegiatan ngobrol film ini sepakat bahwa dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dibutuhkan satu bentuk kolaborasi yang kuat di antara pemerintah, masyarakat, civil society dan juga media massa. Megawandi selaku Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Sumatera Utara mengakui bahwa dalam proses perencanaan pembangunan aspek lingkungan hidup menjadi aspek yang paling penting dalam untuk dilihat.

“Ada banyak aturan terkait hal ini, dari perundang-undangan hingga aturan teknis lainnya. Jadi kita terkadang kita berkerja dalam memberikan rekomendasi juga mengacu pada aturan-aturan tersebut. Jika ada yang terlanggar, biasanya kami tidak memberikan rekomendasi. Jika masih terus dilanjutkan tentu kami tidak bisa ikut andil, maka pada tahap selanjutnya kita butuh kelompok-kelompok civil society yang dapat mengawal dan mengadvokasi kebijakan-kebijakan yang merugikan lingkungan,” terang Megawandi. 

Putra Saptian selaku divisi advokasi WALHI Sumut mengatakan bentuk pembangunan di Indonesia yang masih bersifat antroposentris memberikan dampak pada mekanisme pengelolaan lingkungan hidup; di mana manusia diposisikan sebagai pusat dari sistem alam semesta. Kondisi ini menurut Putra menghasilkan satu bentuk “ilusi” terhadap kebijakan pembangunan yang pada akhirnya tidak menempatkan lingkungan sebagai satu hal yang harus dijaga keberlanjutannya.

“Ilusi itulah yang terjadi saat ini, meski agenda pembangunan kita sudah memasuki tahapan sustainable development tetapi jika gagasan tentang politik lingkungan atau kebijakan yang mengarah pada keberlanjutan lingkungan tidak terjadi, maka sesungguhnya kita sedang menunda kepunahan saja,” jelas Putra.

Dewantoro selaku jurnalis yang mempunyai banyak pengalaman dalam isu-isu lingkungan menegaskan pentingnya satu pola penyadaran bersama terhadap isu lingkungan. Di sini menurut Dewantoro media memiliki peran yang besar, tidak hanya mengedukasi melalui pemberitaan yang dipublis tetapi juga bisa ikut mengadvokasi masalah-masalah lingkungan yang tidak hanya memberikan dampak pada lingkungan itu sendiri tetapi juga memberikan dampak pada kondisi sosial manusia.

“Memang tidak semua media punya halaman khusus yang mengangakat pemberitaan terkait lingkungan dan tidak banyak juga kelompok jurnalis yang sadar tentang isu ini. Meski saat ini beberapa jurnalis sudah membentuk satu kelompok diskusi tentang lingkungan dan tentu  ini menjadi penting agar para jurnalis paham bagaimana menentukan angel berita dalam peliputan lingkungan. Karena angel berita akan sangat menentukan persepsi pembaca dalam melihat satu peristiwa,” terangnya.

Kegiatan ini ditutup dengan serangkaian penampilan musik dari Filsafatian dan Kenduri Kopi yang membuat para tamu diskusi menikmati seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan. Meski tidak dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, tetapi justru dihadiri oleh Ir Sugianto Makmur, Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI-Perjuangan dan juga beberapa tokoh masyarakat.

Secara keseluruhan penyelenggaraan kegiatan ini didukung oleh sejumlah lembaga seperti; Parkiran Kopi Sepeda, Media Identitas, MuhRaz Institut, Tahtan Outbound and Edu Center, FAJI Kota Medan, IAP Sumut, Bolderhood Medan Barat, Rusdan Cafe, Kenduri Kopi, Filsafatian dan The baMBoes, serta Media Patner yaitu Tajdid.id. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *