Sumutcyber.com, Medan – Anggota DPRD Sumut Jafaruddin Harahap meminta Kanwil Kementerian Agama Prov. Sumut dan Kab/kota untuk serius melakukan pembinaan terhadap madrasah.
Hal ini diungkapkannya saat rapat dengar pendapat dengan Kanwil Kemenag Provsu dan Kemenag Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Rabu (10/3/2021).
Dalam rapat tersebut, terungkap ada beberapa madrasah yang jumlah siswanya berbeda dengan data di BAP EMIS Madrasah Online. Salahsatunya, MTsS Alliful Ikhwan SAA di Labusel. Dari 247 siswa, yang terinput atau yang masuk /terdaftar dalam BAP EMIS hanya 1 orang.
Padahal, untuk mendapatkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), madrasah harus mengacu kepada jumlah siswa yang ada di BAP Emis Madrasah Online.
Dalam rapat ini juga terungkap, persoalan ini muncul karena kekurangan SDM atau tenaga teknis operator dalam meng-input data siswa ke BAP EMIS Madrasah Online tersebut.
Menanggapi hal ini, Politisi PPP ini menegaskan, operator yang meng-input data ke BAP EMIS merupakan sesuatu yang sangat penting saat ini.
“Berapa kali kita melakukan pertemuan dengan Kanwil Kemenag, saya sudah ingatkan agar pembinaan madrasah itu jangan hanya sekedar sekedar-sekedar saja. Madrasah atau sekolah ini jangan dibiarkan dengan berbagai persoalannya, mulai dari penerimaan siswa baru. Bukan kali ini persoalan kasus operator, saya percaya kalau dilakukan pembinaan secara serius berkaitan dengan SDM dan kesejahteraannya maka hal seperti ini tidak akan terjadi,” tegas Jafaruddin.
Dia juga berharap, Komisi E DPRD Sumut bisa melakukan kunjungan ke Kementerian Agama untuk menyampaikan persoalan ini agar BAP EMIS bisa dibuka kembali.
“Saya yakin ini bukan terjadi di madrasah di Labusel saja, tetapi banyak lagi yang belum terungkap. Semuanya ini pasti menyalahkan operator. Operator sendiri mungkin belum paham apa yang harus mereka kerjakan. Tentunya ini akan menjadi perhatian kita bersama,” ungkapnya.
Dalam rapat tersebut dia juga mengungkapkan persoalan di MAN 3 yang tidak mengajukan siswanya ke perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan. “Satu-satunya Madrasah tidak mengajukan siswanya ke dalam jalur undangan, ini kelalaian. dievaluasilah kepala MAN 3 jangan dibiarkan berulang-ulang. Nanti ini disalahkan operator juga, padahal Pimpinannya tidak mampu mensosialisasikan ilmunya kepada operator tersebut,” imbuhnya.
Dia mengaku memantau semua persoalan sekolah dan madrasah di Sumatera Utara. “Kebetulan saya ini Ketua IKA UNIMED, guru-guru tetap berkoordinasi dengan kami. Kemudian madrasah-madrasah ini juga. Kami kalau melakukan kunjungan pastilah hadir ke beberapa sekolah dan madrasah guna meminta persoalan yang ada di daerah ini. Jadi kita minta pembinaan terhadap sekolah dan madrasah itu serius,” tegasnya. (SC03)