H. Syamsul Arifin, Gubernur Sumut ke-15 Meninggal Dunia

Sumutcyber.com, Medan – Gubernur Sumut ke-15 H. Syamsul Arifin, SE dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (17/10/2023).

Kabar meninggalnya Syamsul Arifin beredar di media sosial dan pesan berantai WhatsApp. “Innalillahi wainnailaihi raji’un. Telah berpulang kerahmatullah Bapak.H.Syamsul Arifin.SE hari ini di RSPAD Jakarta. Rencana Almarhum dibawa ke Pangkalan Brandan,” kabar pesan yang beredar di WhatsApp.

Hal serupa juga disampaikan oleh akun Facebook @Azhar. “Inna lillahi wa inna illaihi rajiun, kami turut berduka yang mendalam atas wafatnya Datuk Sri H. Syamsul Arifin, SE, putra terbaik Sumut, senior dan guru yang banyak membentuk jati diri saya, semoga Allah SWT, menepatkan engkau bersama orang orang yang beriman,” tulisnya.

Dikutip dari laman Wikipedia, Syamsul adalah Gubernur Sumatera Utara pertama yang terpilih melalui pemilihan umum secara langsung, seiring dengan perubahan demokratisasi di Indonesia.[2] Sebelum menjabat sebagai gubernur, ia menjabat sebagai Bupati Langkat periode 1999–2004 dan terpilih kembali pada periode 2004–2008, mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia daerah Sumatera Utara, dan Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI). Ia terpilih sebagai Ketua Umum MABMI secara berturut-turut sejak 2005 hingga sekarang.

Bacaan Lainnya

Syamsul Arifin lahir di Kota Medan, Sumatera Utara pada 25 September 1952 dari pasangan Hasan Basri atau lebih dikenal dengan Hasan Perak dan Fadlah. Hasan merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang terlibat dalam pertempuran di Pangkalan Brandan. Saat itu, Hasan berpangkat Sersan Mayor.

Keluarga

Syamsul menikah dengan Datin Seri Hj. Fatimah Habiebie pada 26 Mei 1974 dan dikaruniai tiga orang anak, diantaranya Beby Arbiana dan Aisia Samira, serta Farid Nugraha yang telah meninggal dunia. Adiknya adalah Syah Afandin yang saat ini menjabat Pelaksana Tugas Bupati Langkat.

Jabatan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Langkat Fraksi Golongan Karya (1977–1982 & 1982–1987)

Bupati Langkat (1999–2004 & 2004–2008)

Gubernur Sumatera Utara (2008–2011)

Syamsul memiliki sejarah panjang di bidang politik. Ia terjun dalam dunia politik ditandai bergabungnya dengan Golongan Karya hingga diberhentikan partai pada 12 Februari 2008 bersama Abdul Wahab Dalimunthe.[6] Alasannya diberhentikan dikarenakan ia melanggar etika partai.

Tidak sampai setahun sejak terpilihnya Syamsul sebagai Gubernur Sumatera Utara, Partai Golkar yang saat itu mengusung Ali Umri sebagai calon Gubernur Sumatera Utara merasa menyesal pernah memecat Syamsul. Pada akhirnya, Partai Golkar mengajak kembali dan merehabilitasi nama Syamsul. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *