Sumutcyber.com, Medan – H. Anif wafat dalam usianya yang ke-82 tahun. Dikutip dari Buku Biografi H. Anif, ‘Hidup Ikhlas tanpa Tipu Muslihat’, beliau memiliki 14 saudara kandung, 9 anak, puluhan cucu dan cicit.
Seperti diketahui, H. Anif merupakan sosok yang sangat cinta pada flora dan fauna. Bahkan, dikutip dari buku ‘Hidup Ikhlas tanpa Tipu Muslihat’ penulis Toga Nainggolan, H. Anif pernah mendapatkan sertifikat MURI karena orang Indonesia pertama yang berhasil membudidayakan bunga bangkai di luar habitat aslinya.
H. Anif juga membangun begitu banyak sekolah. Baik dari tingkat PAUD, sekolah dasar, SLTP, sampai SLTA. Contohnya, membangun RA Raudhatul Athfal Anugerah di Sampali, menyumbang perlengkapan TK Katolik Santa Katrina di Talun Kenas. Bahkan beliau, membangun dari nol sekolah setelah selesai diserahkan kepada negara seperti SMKN 1 Muara Batang Gadis.
Kemudian, MURI juga menyerahkan sertifikat kepada H. Anif karena orang pertama yang melakukan kegiatan pembersihan masjid gratis. Baginya Masjid tak boleh kotor. Ide inipun diikuti Dewan Masjid Indonesia yang dipimpin Mantan Wapres HM. Jusuf Kalla. Dan, masih banyak lagi kegiatan sosial yang dilakukan pengusaha sukses ini.
Masih dikutip dari buku biografi H. Anif, yang ditulis Toga Nainggolan, bagi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, H. Anif sangat mirip dengan ayahnya.
“Pak Anif itu sangat mirip ayah saya. Kemiripan itu termasuk raut wajah, ekspresi, karakter, bahkan temparamennya. Jadi dalam banyak hal, Pak Anif itu sudah seperti orang tua bagi saya,” kata Edy Rahmayadi dalam buku Hidup Ikhlas tanpa Tipu Muslihat.
Bagi Edy Rahmayadi, beliau itu orang yang memiliki kepedulian sosial sangat tinggi. “Saya banyak mendengar dan juga melihat sendiri, bagaimana Pak Anif membantu banyak orang, dari berbagai latar belakang, tanpa pamrih dan sama sekali bukan karena ada kepentingan bisnis. Itu sudah jadi karakternya sejak belum jadi pengusaha terkemuka seperti sekarang. Dan tentu saja, dengan berkah rezeki yang dianugerahkan Allah kepada beliau saat ini, jiwa sosial itu semakin tampak dan bisa dinikmati banyak orang,” katanya lagi.
“Kita lihat, bagimana beliau dengan tulus menyumbang begitu banyak untuk dunia pendidikan, mulai dari menyediakan beasiswa
bagi anak-anak yang kurang mampu tetapi punya potensi akademik, sampai membangun sekolah dan gedung-gedung perkuliahan. Beliau sendiri tidak menempuh pendidikan formal, tetapi tetap menaruh perhatian yang begitu besar bagi pendidikan,” ucapnya.
Edy Rahmayadi juga melihat sebuah cermin kerendahan hati pada H. Anif. Beliau tidak
ingin ada anggapan, kesuksesan bisa diraih tanpa pendidikan formal, meskipun dia sendiri berhasil tanpa itu.
“Saya juga melihat figur beliau semakin lama semakin bagus ibadahnya. Sejujurnya, itu impian semua orang, bahwa kita bisa menjadi orang yang semakin baik hari demi hari, semakin tekun beribadah hari demi hari,” imbuh Edy. (SC03)
Komentar