Medan – Dosen dan mahasiswa Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia melalui 4 penelitian berhasil memenangkan hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk penelitian penanganan stunting. Total hibah yang diraih mencapai Rp 200 juta.
USM Indonesia meraih hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan skema pemberdayaan kemitraan masyarakat, salah satunya untuk program “Optimalisasi Peran Dapur Sehat, Generasi Bebas Stunting” (Operan Genting) yang dipimpin oleh Juneris Aritonang. Program ini fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui dapur sehat untuk meningkatkan gizi anak-anak.
Program “Penerapan Dapur Sehat Atasi Stunting” (Dashat) yang dipimpin oleh Rani Kawati Damanik berhasil mendapatkan hibah PKM tahap 2. Program ini bertujuan meningkatkan kemandirian kesehatan dalam penanganan stunting di Medan Sunggal melalui edukasi dan intervensi gizi.
Di Pesisir Belawan Sicanang, Siska Evi Martina memimpin program pemberdayaan kelompok Posyandu dengan inovasi nugget tuna dan terapi bermain. Program ini bertujuan menangani stunting dan menstimulasi tumbuh kembang balita melalui variasi makanan bergizi dan lingkungan yang mendukung perkembangan anak.
Vierto Irennius Girsang memimpin program pemberdayaan ibu kelompok BKB dalam pemanfaatan nasi tim dali ni horbo untuk pencegahan stunting di Desa Tanjungberingin, Kabupaten Dairi. Program ini mengintegrasikan kearifan lokal dalam upaya pencegahan stunting secara efektif dan berkelanjutan.
Rektor USM Indonesia, Dr. Ivan Elisabeth Purba, SH., M.Kes, melalui Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USM Indonesia, Adiansyah, S.Si, M.Si, mengapresiasi dedikasi dan kerja keras dosen dalam penanganan stunting di masyarakat.
“Prestasi ini menunjukkan komitmen kami dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah yang membutuhkan,” ujar Adiansyah.
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk merancang program intervensi yang efektif dan berkelanjutan. Melalui pengabdian masyarakat, pengetahuan dan solusi yang dihasilkan dari penelitian dapat langsung diterapkan di lapangan.
“Pemberdayaan masyarakat lokal dalam pencegahan dan penanganan stunting membantu menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” terang Adiansyah.
Adiansyah menekankan bahwa stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gizi, sanitasi, dan pendidikan. Pendekatan berbasis penelitian dan pengabdian masyarakat memungkinkan penanganan yang holistik dan terintegrasi, melibatkan berbagai aspek kehidupan anak dan keluarganya.
Melalui prestasi dosen-dosen USM Indonesia dalam berbagai program ini, terbukti bahwa kolaborasi dan inovasi dapat membawa perubahan positif yang nyata dalam masyarakat. Adiansyah berharap masyarakat luas dapat terinspirasi dan termotivasi untuk terus mendukung upaya penanganan stunting demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera. (SC03)