Sumutcyber.com, Aceh Tenggara – Banjir bandang terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, pada Senin (13/11/2023) malam. Peristiwa ini mengakibatkan satu balita berinisial MA (2 tahun) meninggal dunia terseret arus banjir dan 2 orang lainnya mengalami luka.
Dari rilis yang diterima redaksi, peristiwa banjir bandang tersebut menerjang Desa Pasir Panjang, Kecamatan Semadam. Sedangkan wilayah lainnya mengalami banjir setelah hujan deras mengguyur hampir seluruh wilayah Aceh Tenggara. BPBD setempat melaporkan hujan mulai turun sejak pukul 19:00 WIB.
Hujan lebat berdurasi lama itu mengakibatkan debit air Sungai Lawe Kinga, Sungai Pasar Puntung, Sungai Lawe Alas, Sungai Lawe Bulan dan Sungai Gunung Malas Bukit Baru meluap ke pemukiman warga sekitar pukul 22.00 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tenggara bersama tim gabungan terus melakukan pendataan jumlah korban terdampak. Banjir menyebabkan kerusakan pada rumah warga antara lain 3 unit rumah warga rusak berat, 1 unit rumah rusak sedang, dan 1 unit lainnya rusak ringan.
Banjir juga merusak sejumlah infrastruktur di Kabupaten Aceh Tenggara. Tercatat tiga jembatan mengalami sumbatan yaitu di Desa Kuning (Kecamatan Bambel), Desa Pasir Puntung (Kecamatan Semadam), dan Desa Bukit Baru (Kecamatan Ketambe).
Oprit Jembatan Desa Mbarung di Kecamatan Babussalam dilaporkan jebol dan ambruk. Sementara itu,
jembatan titi gantung di Desa Mendabe mengalami rusak berat. Banjir juga menyebabkan tanggul Lawe Kisam di Desa Biak Muli baru jebol. Saluran irigasi Lawe Ski di Desa Peseluk Pesimbe Kecamatan Deleng Pokhkison rusak berat.
Tim reaksi cepat BPBD setempat melaksanakan penanganan darurat dengan mengerahkan dua alat berat untuk menyingkirkan material lumpur atau pun pengerukan sedimen di sepanjang Sungai. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Aceh Tenggara pada Selasa (14/11) siang, baru jalan nasional Kutacane-Medan di Desa Kuning yang sudah bisa dilalui. Jalan nasional di Desa Pasir Puntung, Kecamatan Semadam dan jalan nasional di Desa Bukit Baru, Kecamatan Ketambe masih terendam lumpur dan belum bisa dilalui.
Sebanyak 50 desa di 14 kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara terdampak banjir. Desa atau gamping yang terendam banjir berada di kecamatan berikut:
1. Desa Pinding, Kuning I, Kuta Buluh, Bambel Gabungan dan Trt.Seperai, Kute Sari, Lembah Haji, Mbiak Muli Baru, dan Pulo Perengge di Kecamatan Bambel.
2. Desa Pasar Puntung, Kampung Baru, dan Titi Pasir di Kecamatan Semadam.
3. Desa Mbarung, Pulolatong, dan Mendabe di Kecamatan Babussalam.
4. Desa Darul Imami, Gumpang, Kute Lingga, Kute Gekhat, Tenembak Bintang dan Maha Singkil di Kecamatan Bukit Tusam.
5. Desa Pulonas Baru, Kandang Mbelang Mandiri, Lawe Sagu Hulu, Kutambaru Bencawan, dan Kutambaru di Kecamatan Lawe Bulan.
6. Desa Bukit Baru dan Lak-lak di Kecamatan Ketambe.
7. Desa Trt. Megara Lawe Pasaran, Kisam Gabungan, Kisam Lestari, dan Teger Miko di Kecamatan Lawe Sumur.
8. Desa Darul Imami, Desa Gumpang, Desa Kute Lingga, Desa Kute Gekhat, Desa Tenembak Bintang, dan Desa Maha Singkil di Kecamatan Bukit Tusam.
9. Desa Salim Pinim I, Desa Tuhi Jungkat, Desa Alas Mesikhat, dan Desa Timang Khase di Kecamatan Tanoh Alas.
10. Desa Salim Pipit di Kecamatan Babul Rahmah.
11. Desa Darul Amin di Kecamatan Lawe Alas.
12. Desa Rambung Teldak di Kecamatan Darul Hasanah.
13. Desa Lembah Alas, Desa Ranto Diur, Desa Tading Nihulihi, Desa Tenembak Lang-lang, Desa Muhajirin, dan Desa Lawe Pangkat di Kecamatan Deleng Pokison.
14. Desa lawe Serke, Desa Ndauh Nitenggo, Desa Mulia Dame, dan Desa Kuta Tengah di Kecamatan Lawe Sigala.
15. Desa Muara Situlen di Kecamatan Babul Makmur
Prakiraan cuaca dua hari ke depan, wilayah Aceh Tenggara masih berpotensi hujan ringan. Dengan kondisi itu, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi basarh, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.
Berbagai upaya mitigasi dan pencegahan dini dapat dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat, seperti membersihkan saluran air dari tumpukan sampah, memangkas ranting-ranting pohon di sekitar rumah atau ruang publik hingga susur sungai untuk memastikan tidak adanya sumbatan.
“Namun langkah ini harus dilakukan dengan memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan, atau harus dilakukan oleh petugas yang berwenang,” imbuhnya. (SC03)