Sumutcyber.com, Medan – Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) kembali menggelar forum ilmiah yang menghadirkan pemateri dari Universitas Leiden (Leiden University) Belanda, Dr. S. Suryadi MA dalam kegiatan bedah buku “Jejak Jagat Sumatera Utara 1919-2019” karya Dr. Syafwan Hadi Umry, M.Hum dkk, di Auditoirum Pusat Administrasi UISU Jalan SM Raja Medan, Sabtu (13/8/2022).
Kegiatan yang digagas kerjasama UISU dan Satu Pena Sumatera Uatra sekaligus tindaklanjut MoU itu dihadiri Ketua Umum Pengurus Yayasan UISU Prof. Ismed Danial Nasution,drg.Ph.D.Sp.Pros(K), Rektor UISU Dr.H. Yanhar Jamaluddin MAP, seluruh jajaran Wakil Rektor dan Dekan di lingkungan UISU serta undangan dari berbagai kampus di Medan. Adapun sebagai pembedah buku yakni Dr. Phil Ichwan Azhari (Pakar Sejarah Unimed), Dr. Liesna Andriany, MPd (Wakil Rektor I UISU) dan Dr. S. Suryadi, MA (Univesitas Leiden-Belanda).
Rektor UISU Dr. H. Yanhar Jamaluddin, MAP menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan FKIP dan Fakultas Sastra UISU yang bekerja sama dengan Satu Pena Sumatera Utara. “Ini adalah implementasi MoU yang kedua, mudah-mudahan kerjasama ini dapat terus terbina untuk meningkatkan atmosfer dan budaya akademik yang ada di UISU,” ujarnya. Sekaligus, kata Rektor, kegiatan ini sejalan dengan program UISU untuk mewujudkan internasionalisasi kinerja kelembagaan menuju UISU unggul.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Yayasan UISU Prof. Ismed Danial Nasution mengatakan acara bedah buku dapat memaksimalkan pemahaman tentang jagat sastra di Sumatera Utara. “Terutama dengan kehadiran bapak Suryadi dan para pakar yang tentunya dalam bidang sastra. Yayasan UISU tentu sangat mendukung kegiatan akademik demi kemajuan bidang ilmu, maupun kemajuan mengisi eksistensi UISU ditengah-tengah masyarakat dan perkembangan keilmuan yang menuju pencapaian internasionalisasi,” ucapnya.
Salah satu penulis, Dr. Shafwan Hadi Umry menjelaskan bahwa buku “Jejak Jagad Sastra Sumatera Utara” ditulis dari berbagai sudut bacaan masyarakat Medan, dari pustaka, dan juga dari diskusi-diskusi. “Bahwa sejarah adalah wilayah perdebatan dan banyaknya sejarah yang hilang, maka penyebabnya tidak adanya para pakar yang mampu merekam jejak sejarah. Dan para penulis tidak membuat menjaga jarak dengan sang aktor dalam sejarah sastra,” paparnya.
Pembedah utama Dr. S. Suryadi menjelaskan buku “Jejak Jagad Sastra Sumatra Utara 1919-2019” yang ditulis oleh Dr.Shafwan Hadi Umry dkk (2021) memberi sumbangan yang berarti dalam memperkaya dan memperbesar tentang sejarah sastra dan literasi yang khususnya di Sumatera Utara dan umumnya di Indonesia.
“Buku jejak jagad sastra Sumatra Utara ini juga menganut konteks sosial budaya, politik, dan ekonomi. Bahwa Dr.Shafwan Hadi Umry, dkk. Menggambarkan latar belakang Sosio budaya, politik, dan Ekonomi yang telah melahirkan dunia literasi dan kesusastraan di Medan,” jelasnya.
Namun, menurut Suryadi banyak hal lagi yang dapat diceritakan, tentang peluang-peluang ekonomi yang muncul di Sumatera Timur karena pembukaan onderneming-onderneming besar oleh Belanda pada akhir abad ke-19 adalah awal dari perkembangan Kota Medan yang begitu pesat. Yang pada akhirnya mengundang orang dari multietnis/ras datang ke daerah ini dan kemudian membawa efek sosio budaya yang signifikan.
Dikatakannya, Medan sejak awal abad ke 20 menjadi pusat kegiatan literasi dan kesastraan yang terbesar di luar Pulau Jawa. “Isi buku ini saya katakan cukup menyentuh dan ada satu hal dari persfektif legend tradisi akademik. Ini awal yang menggembirakan, karena apapun nilai sebuah buku saya kira pak Shafwan telah memberikan kontribusi positif terhadap sejarah literasi Sastra di Sumatra Utara,” ujarnya.
Kemudian, dari segi akademik, UISU berkesempatan baik dosen atau pun mahasiswa untuk meneliti lebih lanjut banyak aspek yang terkait dengan perjalanan literasi dan sastra. “Dan ini menjadi topik yang dapat dipikirkan oleh mahasiswa untuk menjadi bahan penelitian dijadikan skripsi, ataupun jurnal,” tuturnya. (SC08)