Tren Pengangguran di Sumut Turun, Dampak Pulihnya Ekonomi

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bersama Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Sumut Nawal Lubis, didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut Ilyas Sitorus, menjawab pertanyaan wartawan, usai menghadiri pengukuhkan Kepala Perwakilan BKKBN Sumut Munawar Ibrahim di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Medan, baru-baru ini. (DISKOMINFO SUMUT /Dok )

Sumutcyber.com, Medan – Jumlah pengangguran di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) turun, seiring pulihnya perekonomian di daerah ini pascapandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat jumlah pengangguran di Sumut pada Februari 2021 sebanyak 449 ribu jiwa, turun menjadi 423 ribu jiwa pada Februari 2022, dan terus menurun menjadi 413 ribu jiwa pada Februari 2023.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut Ilyas Sitorus mengatakan, upaya penurunan jumlah pengangguran merupakan salah satu program prioritas Pemprov Sumut di masa kepemimpinan Gubernur Edy Rahmayadi bersama Wagub Sumut Musa Rajekshah.

“Penurunan jumlah pengangguran di Sumut dipengaruhi dengan pemulihan ekonomi yang semakin membaik dan kebijakan pemerintah, pascapandemi Covid-19,” kata Ilyas Sitorus kepada wartawan, Jumat (21/7).

Iklim investasi, lanjut Ilyas, juga menjadi faktor turunnya tingkat pengangguran di daerah ini, yang ditandai dengan kehadiran wirausaha melalui program pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sumut. Seperti adanya kehadiran platform digital yang dimanfaatkan sebagai informasi pasar kerja.

Bacaan Lainnya

Melalui Dinas Tenaga Kerja, jelasnya, Pemprov Sumut juga menyediakan program magang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Magang ini, sebagai salah satu upaya untuk mengurangi angka pengangguran dan calon tenaga kerja memiliki pengalaman kerja dan kompetensi atau skill.

“Seperti magang ke Jepang. Ada juga pelaksanaan Job Fair yang diikuti oleh 35 perusahaan beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan intervensi yang dilakukan Pemprov Sumut bisa dikatakan berhasil. Dari kondisi ekonomi global yang disebut-sebut mengalami resesi pada 2023 akibat pandemi Covid-19, Sumut bisa mempertahankan kondisi ekonominya walau tumbuh melambat.

Dengan melihat data BPS Sumut, ujar Gunawan, penurunan tingkat pengangguran dikarenakan jumlah orang yang bekerja juga mengalami peningkatan. Pada Februari tahun 2021 mencapai 7,030 juta jiwa. Ditahun Februari 2022 angkatan kerja yang bekerja bertambah menjadi 7,315 juta. Jumlah inipun mengalami kenaikan menjadi 7,461 juta jiwa pada Februari 2023.

Hal ini menandakan adanya sektor lapangan pekerjaan yang tersedia di Sumut. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Februari 2023, ada tiga lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja paling banyak. Tiga lapangan kerja tersebut, yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan 29,41%. Kemudian, perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor 19,73%; dan industri pengolahan sebesar 10,36%.

“Pengendalian inflasi dan penciptaan lapangan kerja menjadi pilar utama agar masyarakat tidak masuk ke dalam jurang kemiskinan. Di tahun 2023 ini pertumbuhan ekonomi Sumut pada dasarnya masih tumbuh. Secara komulatif, ekonomi Sumut tumbuh 4,7% pada 2022,” ujarnya.

Pada triwulan I tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Sumut tercatat sebesar 5,03% (yoy), meningkat sedikit dibanding periode sama tahun sebelumnya 5,01% (yoy). Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumut di kisaran 4,5-5,3%. (SC02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *