Sumutcyber.com, Medan – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi berharap para alumni Ilmu Komunikasi dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah. Antara lain dalam mewujudkan persepsi yang sama antara pemerintah dan masyarakat, sehingga sinergitas pembangunan daerah dapat terus berlangsung dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi pada acara Reuni Akbar Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIKP) Medan, di Ball Room Garuda Plaza Hotel, Jalan SM Raja Medan, Sabtu (11/6). “Namun saya di sini meminta kita dapat menyamakan persepsi dahulu agar komunikasi kita dapat tersampaikan dengan baik,” ucap Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi juga mengingatkan, alumni Ilmu Komunikasi dapat menyampaikan pesan pembangunan pada masyarakat sesuai dengan kemampuan masyarakat dalam menyerap informasi tersebut, sesuai dengan kemampuan intelektualnya. “Tidak semua masyarakat ini dapat memahami yang anda sampaikan bila informasi tersebut terlalu ilmiah,” katanya.
Selain jalin silaturahmi dengan alumni STIKP Medan, kegiatan itu juga diisi dengan kegiatan talkshow yang mengupas peran alumni Ilmu Komunikasi dalam menata konflik di era digital yang diisi oleh Dosen Ilmu Komunikasi STIKP Medan Iskandar Zulkarnaen, Dosen Jurnalistik STIKP Medan Nurhalim Tanjung, Alumni STIKP Medan yang berprofesi sebagai Jurnalis Senior Tempo Abdul Purnomo alias Abel.
Dosen Ilmu Komunikasi STIKP Medan Iskandar Zulkarnaen pada talkshow itu menyampaikan memasuki tahun politik di awal tahun mendatang kecenderungan konflik horizontal akan mulai terasa dan puncaknya akan terjadi pada saat Pemilu itu dimulai. Menurutnya, Sumut merupakan tingkat konflik tertinggi di dalam pelaksanaan Pemilu.
“Konflik tidak bisa dihindari, namun tugas kita berdasarkan keilmuan komunikasi itu yakni menata dan meminimalisir konflik itu agar tidak menjadi besar. Untuk itu alumni komunikasi untuk tidak terjerat dan terjebak konflik horizontal dengan mengedepankan kode etik komunikasi, agar dapat membangun komunikasi yang baik pada masyarakat,” katanya.
Jurnalis Tempo Abdul Purnomo alias Abel kesempatan itu mengingatkan alumni komunikasi untuk bijak dalam berkomunikasi di media sosial. Sebagai alumni yang sudah faham dengan ilmu komunikasi hendaknya informasi yang diperoleh untuk dapat dicari tau kebenaran serta bertabayun terlebih dahulu.
“Segala teori kumunikasi sebagai alumni pastinya kita sudah tau, untuk tidak menerima semua informasi sebelum informasi itu benar adanya,” katanya.
Sementara itu, Nurhalim Tanjung kesempatan itu juga mengingatkan masyarakat di abad 21 ini segala informasi tidak hanya disampaikan oleh seorang profesi wartawan, namun masyarakat di era digital dapat menyampaiakan informasi secara bebas yang tentunya ada dampak negatif dan juga positif.
“Saya pikir perlu pemahaman etika. Karena seorang wartawan yang memiliki kode etik juga masih terjebak dalam batasan informasi, apalagi netizen jornalism dan ini yang perlu kita berikan pemahaman dengan ilmu komunikasi ini,” katanya. (SC02)