Proses Inventarisasi Koleksi Benda Bersejarah MNI Terdampak Kebakaran Berjalan Lancar

Arca yang sudah berada di rak koleksi sudah selesai dibersihkan dan telah (Dokumen: MNI) melewati proses penanganan konservasi. (Dok: MNI)

Sumutcyber.com, Jakarta – Sejak Senin (18/9/2023) hingga hari ini, Rabu (20/9/2023), Tim Pengelolaan Koleksi serta Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang tergabung dalam Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) sedang melakukan proses inventarisasi dan pendataan koleksi benda bersejarah yang terdampak.

Seperti diketahui, ada 817 koleksi yang berada dan dipamerkan pada enam ruangan yang terdampak. Koleksi dan benda bersejarah tersebut merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat.

Kini, ratusan koleksi benda bersejarah telah berhasil dievakuasi ke tempat penyimpanan sementara dan diteliti tingkat kerusakan yang dialami.

“Kami saat ini dalam proses melakukan identifikasi, analisis tingkat kerusakan, pembersihan dan penanganan konservasi tahap awal. Dari benda bersejarah yang terdampak, koleksi yang sudah berhasil dievakuasi dan diteliti pada Selasa merupakan koleksi dari Galeri Perunggu. Beberapa koleksi yang ditemukan masih cukup utuh dan langsung dapat diidentifikasi,” ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Ahmad Mahendra, dui Jakarta, Rabu (20/9/2023).

Bacaan Lainnya

Dalam rangka pemulihan, Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) akan bekerja sama dan melibatkan para ahli konservator, arkeolog, antropolog, budaya, sejarah, kurator, dan akademisi untuk menyusun perencanaan pemulihan MNI ke depan.

Perhatian utama kerja sama ini juga ditujukan untuk peningkatan sistem keamanan dan pengamanan koleksi benda bersejarah yang berada di seluruh museum dan cagar budaya di Indonesia.

Tim khusus telah membuka komunikasi dengan berbagai pihak untuk menjalankan pemulihan, termasuk dengan mitra dari luar negeri.

“Kami telah berbicara dengan pemerintah Prancis secara khusus, karena pengalaman para ahli disana dalam melakukan pemulihan pasca-kebakaran Notre-Dame di Paris pada 2019. Kami juga sudah berdiskusi dengan pemerintah Belanda mengenai berbagai aspek pemulihan, khususnya terkait pembangunan gedung cagar budaya dan manajemen koleksi,” ujar Mahendra. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *