Sumutcyber.com, Medan – Pendapatan rumah sakit (RS) swasta di Sumut selama pandemi Covid-19 menurun. Bahkan, menurut Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Sumut, penurunan pendapatan hingga 40 persen.
“Iya menurun, karena pasien-pasien non-Covid-19 takut ke rumah sakit. Jadi jumlah pasien turun sampai 40 persen, sehingga pendapatan juga turun,” kata Ketua PERSI Sumut dr. Azwan Hakmi, Sp.A, MKes kepada Sumutcyber.com, Selasa (16/2/2021).
Oleh karena itu, dia menyarankan agar RS swasta ikut juga merawat pasien Covid-19. “Selain membantu pemerintah merawat pasien Covid-19 juga membantu pemasukan RS,” ujar Mantan Dirut RSUP H. Adam Malik ini.
Ketika ditanya tidak semua RS memenuhi syarat untuk merawat Covid-19 karena tidak ada ruang isolasi? Dia menjawab, pihak RS harus terlebih dulu menyiapkan persyaratannya terutama ruang isolasi. “Harus berani mengambil sikap, apalagi sekarang jumlah pasien Covid-19 bertambah, RS ditugaskan merawat pasien Covid-19,” imbuhnya.
Sedangkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut dr. Edy Ardiansyah, SpOG (K) mengatakan, belum ada laporan menurunnya pendapatan dokter. “Dokterkan 3 tempat praktek, jadi pada prinsipnya kalau jumlah kasus penyakit umum itu menurun maka secara umum pendapatan dokter juga menurun, itu konsekuensi karena ekonomi juga terganggu, cuma belum ada data berapa persen penurunannya,” imbuhnya.
Diakuinya, pasien takut ke RS karena takut dinyatakan Covid-19 dan takut diperiksa. “Iya, pertama takut dinyatakan, lalu takut diperiksa. Seharusnya kalau sakit tetap aja periksakan diri ke fasilitas kesehatan (Faskes), tapi terapkan Prokes, karena sarana Faskes juga kan menjaga juga agar pasien dan Nakes tidak terpapar. Jadi sama-sama menjaga, makanya Prokes diperketat,” timpalnya. (SC03)