Toba – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan komitmen dalam mendukung keterbukaan informasi publik.
Salah satu upayanya adalah dengan memberikan ruang bagi media massa untuk terus meningkatkan kompetensi dalam menyampaikan informasi yang berpedoman pada kode etik jurnalistik.
Sebagai bagian dari komitmen ini, Dinas Kominfo Toba mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Jurnalistik yang berlangsung di Hotel Balige Beach selama dua hari, mulai 12 hingga 13 Desember 2024. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kominfo Toba, Sesmon TB. Butarbutar, mewakili Bupati Toba, Poltak Sitorus.
Dalam sambutan yang disampaikan Sesmon, Bupati Poltak Sitorus menyampaikan apresiasinya atas partisipasi 50 wartawan dari berbagai media yang bertugas di Kabupaten Toba.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kompetensi para wartawan dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Tahun lalu, kami memfasilitasi peningkatan kompetensi melalui Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Ke depan, kami berharap UKW dapat terus berkelanjutan,” ungkap Sesmon.
Pada hari kedua, kegiatan diisi oleh narasumber dari Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara dan media nasional. Ketua Divisi Penyelesaian Sengketa Informasi Komisi Informasi Sumut, Muhammad Syafii Sitorus, serta Pemimpin Redaksi Tribunnews Medan, Iin Sholihin, memberikan materi tentang cara menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas.
“Profesi wartawan adalah profesi mulia. Salah satu fungsinya adalah menjadi pengawas terhadap arah kebijakan pemerintah dan lembaga negara lainnya melalui karya jurnalistik,” kata Muhammad Safii.
Hal ini diamini oleh Iin Sholihin, yang juga menekankan pentingnya kode etik dalam setiap produk jurnalistik.
Selain memberikan tips teknis, para narasumber mendorong wartawan untuk terus mengasah kompetensi melalui pelatihan dan UKW. Mereka juga mengingatkan pentingnya kelengkapan administrasi perusahaan media sesuai regulasi Dewan Pers, terutama di tengah perkembangan era digital.
“Kelengkapan ini sangat penting untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan publik,” tambah Muhammad Syafii. (SC-JT)