Orangutan Haven Selenggarakan Pameran dan Kompetisi Pemodelan Bambu

Pameran dan Kompetisi Pemodelan Bambu yang dihadiri oleh 25 peserta pada Sabtu, 27 April 2024 di Medan. (Dok. Orangutan Heaven)

Medan – Setelah delapan tahun pembangunan dan orangutan sudah ditempatkan di pulau-pulau buatan, ecopark Orangutan Haven mulai membuka pintu untuk umum. Salah satu melalui sebuah acara Pameran dan Kompetisi Pemodelan Bambu yang dihadiri oleh 25 peserta pada Sabtu, 27 April 2024 di Medan.

Para peserta mendapat kesempatan unik untuk menikmati tur berpemandu di seluruh ecopark untuk mengeksplorasi dan belajar tentang konstruksi berkelanjutan, penggunaan bambu sebagai sumber daya bangunan yang berkelanjutan, upaya konservasi, dan keanekaragaman hayati.

Kegiatan dimulai dengan tur ke bangunan utama Orangutan Haven, yang dipimpin oleh Gilbert Murrer dan Jhon Saragih, arsitek dan ahli bambu yang merupakan bagian dari tim perencanaan dan konstruksi proyek. Sepanjang tur, penggunaan bambu sebagai bahan bangunan yang berkelanjutan, terutama di Indonesia, disoroti.

Fitur-fitur serta detail fasilitas Orangutan Haven dijelaskan, termasuk atap yang dilengkapi dengan panel surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai sumber energi untuk seluruh ecopark. Selain itu, para pengunjung menikmati tur ke Kepulauan Orangutan, di mana tim Konservasi Satwa, diwakili oleh Ricko, menjelaskan misi dan tujuan Orangutan Haven, serta alasan mengapa enam orangutan tinggal secara permanen di tempat tersebut, sambil belajar tentang keanekaragaman hayati dan kesejahteraan hewan.

Bacaan Lainnya

Setelah istirahat makan siang di Eco-Farm, Kompetisi Pemodelan Bambu dimulai. Sesi utama ini dipimpin oleh Ewe-Jin Low, seorang arsitek yang memiliki lebih dari 30 tahun pengalaman di bidang arsitektur dan konstruksi. Para peserta dikelompokkan untuk mendesain dan membuat model orangutan dalam berbagai posisi dengan menggunakan bambu sebagai satu-satunya bahan.

Mereka mendedikasikan waktu total 3 jam untuk memodelkan orangutan, dengan bimbingan dan pengawasan dari Gilbert, Jhon, dan Ewe-Jin. Para profesional ini terkesan dengan kualitas model yang luar biasa, terutama mengingat hanya lima peserta yang memiliki pengalaman di bidang arsitektur atau pemodelan.

“Bambu sudah ada dalam darah orang Indonesia sejak dulu. Ini adalah sumber daya terbaik yang kita miliki, dan saya sangat senang melihat semua orang tertarik untuk mempelajarinya,” demikian dikatakan Ewe-Jin Low, pakar bambu internasional. Para peserta memulai kompetisi dengan sedikit khawatir akan tantangan dari kegiatan ini, namun mereka dengan cepat beradaptasi dan membiarkan kreativitas mereka mengalir, menghasilkan hasil yang sangat mengejutkan, bahkan bagi mereka sendiri.

“Sungguh mengejutkan melihat betapa tertariknya orang-orang terhadap keberlanjutan dan bagaimana menggunakan bambu dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah hasil terbaik yang dapat kami harapkan dari acara ini: lebih banyak orang yang ingin menjadi lebih berkelanjutan,” ujar Gilbert Murrer, Pakar Bambu dan Arsitek di tim Orangutan Haven.

Dua kreasi terbaik dianugerahi hadiah yang berbeda, berupa uang dan voucher menginap di Ecolodge di Bukit Lawang. Sebagai penutup acara, Hetty Damanik, General Manager Orangutan Haven, mengucapkan selamat dan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah menjadi bagian dari acara ini. Ia secara pribadi menyampaikan apresiasinya kepada semua orang.

“Bagi kami, partisipasi Anda menandakan bahwa Anda memilih untuk bersama-sama dengan kami untuk peduli terhadap bambu, orangutan, dan lingkungan,” tutupnya. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *