Sumutcyber.com, Medan – Politik identitas, ujaran kebencian dan hoaks menjadi topik pembahasan, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting tatkala menghadiri acara, dialog publik, di Lee Polonia Hotel, Medan.
Pada acara yang digelar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumut itu, Baskami mengajak para pemilih muda untuk menangkal berita bohong, ujaran kebencian dan politik identitas.
“Pemilu mendatang akan didominasi pemilih muda. Maka saya mengajak kaum muda di Sumut ini untuk menangkal hoaks, ujaran kebencian dan politik identitas dari konten-konten yang beredar,” katanya, Jumat (19/5/2023).
Politisi PDI Perjuangan itu menyebut, politik identitas akan dikemas dalam hoaks dan black campaign yang menyesatkan.
“Semua hal itu nantinya akan membentuk polarisasi di masyarakat. Bangsa kita terpecah belah, hal itu harus kita hindari. Mari kedepankan persatuan, bukan perbedaan,” tambahnya.
Baskami juga memberikan apresiasinya kepada SMSI yang telah berperan aktif melaksanakan dialog publik itu.
Menurutnya acara dengan tema ‘Edukasi Pemilih Pemula menangkal hoaks dan ujaran kebencian pada pemilu 2024’, membantu penyelenggara pemilu.
“KPU dan Bawaslu, menurut saya juga melakukan hal yang sama. Inilah sinergitas, pemerintah, penyelenggara dan jurnalis dalam mempersiapkan pemilu 2024,” tambahnya.
Pantauan lapangan, hadir pada acara tersebut Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga.
Komisioner KPU Sumut, Benget Silitonga mengatakan jumlah pemilih pemula di 2024 diperkirakan berjumlah 60 persen dari daftar pemilih.
“Indonesia mengalami bonus demografi, kalau kita lihat penduduk usia 12-45 tahun sebanyak 70 persen dari jumlah penduduk kita. Maka dialog ini sangat penting sebagai edukasi politik,” tambahnya.
Benget mengatakan, KPU saat ini tengah gencar melakukan edukasi politik di masyarakat yang menyasar kaum muda.
“Kita juga sudah gencar melakukan sosialisasi dan pendekatan baik di media sosial, website dan sebagainya. Juga kita melakukan pendekatan yang langsung kepada pemilih melalui kirab pemilu se-Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua SMSI, Erris Napitupulu berharap, para peserta dialog yang hadir, mampu, membedakan hoaks, ujaran kebencian dan politik identitas di lapangan.
“Sehingga tidak ada lagi hoaks, ujaran kebencian, politik identitas yang merusak kehidupan berbangsa dan bernegara kita,” pungkasnya. (SC03)