Kemenkes Beri Gelar Pejuang AIDS kepada Umar Zein

Sumutcyber.com, Medan – Dr. Dr. Umar Zein DTM&H Sp.PD KPTI, salahsatu dokter di Sumut yang terpilih sebagai 10 tokoh Pejuang AIDS oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2020, kemarin.

“Dengan terpilihnya saya sebagai 10 pejuang AIDS, tentunya ada rasa bangga dan merasa senang, bahwa apa yang kita kerjakan itu tidak sia sia, semuanya punya makna dan waktu yang panjang,” ujar Umar Zein, Selasa (1/12/2020).

Bacaan Lainnya

Dengan terpilihnya menjadi pejuang AIDS, imbuh Umar, tentunya perjuangan ini tidak hanya sampai di sini saja, melainkan dia akan terus berbuat sepanjang hidupnya.

“Saya merasa perlu mengajak institusi pendidikan, dimulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi untuk memberikan kepedulian yang sama kepada masyarakat agar lebih mengetahui bagaimana penularan dan pencegahan HIV/AIDS, sehingga tidak ada lagi diskriminasi maupun stigma yang terjadi,” jelasnya.

Umar juga mengakui, hal ini tidak mudah. Bahkan di institusi kedokteran, juga sulit untuk mengajak rekan sejawat. Mereka lebih cenderung mengerjakan hal-hal instan dan lebih memandang sesuatu yang lebih menghasilkan.

Berbeda dengan Umar. Dia lebih cenderung berbuat dan mengenai hasil dia serahkan semuanya kepada Allah. “Pertama karena ini bidang saya, saya bidang infeksi termasuk virus. Kedua, saya merasa penyakit ini dari awal, sebelum ada obat, saya merasa ini bisa diobati, karena tak mungkin penyakit tak ada obatnya dan rasa optimis saya. Dan ternyata memang benar,” ucap pengajar di Fakultas Kedokteran UISU ini.

Untuk itu, Umar berharap, ke depan adanya sinergitas antara masing masing kementerian seperti kesehatan, pendidikan, agama, hukum, sehingga melahirkan kurikulum untuk dapat menekan hingga nol penularan. Tentunya dengan metode kurikulum yang berbeda beda, sehingga nol penularan dapat tercapai.

“Kita harap dukungan pemerintah, dukungan kebijakan, anggaran, dan dukungan penelitian. Di tiap kabupaten/kota dan provinsi ada badan penelitian dan pengembangan, seharusnya bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi. Lintas sektor, lintas kementerian, tentunya dapat bekerjasama untuk membuat kebijakan maupun membuat kurikulum untuk sekolah dasar higga perguruan tinggi,” harapnya.

“Macam aku, buat penelitian ataupun buat buku, tidak ada dukungan dari institusi kita, tapi saya tetap saja berbuat. Dan sekarang hasilnya inilah yang saya dapatkan. Makanya, dalam berbuat itu, jangan dilihat dari yang sekarang, tapi lihatlah untuk masa depan,” tandasnya.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang media dan Opini Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Busroni melalui Project Director, Nurjannah menjelaskan, pengangkatan 10 Pejuang AIDS ini sebagai penghargaan kepada tokoh yang telah berjuang dalam edukasi HIV/AIDS.

“Ini hanya penghargaan saja sebagai mengenang jasa mereka yang sudah 15 tahun bergerak dalam HIV/AIDS,” singkatnya. (SC03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *