Sumutcyber.com, Manado – Umat Katolik saat ini juga sedang menjalani puasa. Mereka berpuasa selama 40 hari terhitung dari Rabu Abu, 22 Februari 2023.
Puasa dan pantang bagi umat Katolik adalah kesempatan memurnikan hati, menata hidup dan tingkah laku rohani. Melalui puasa dan pantang, orang mengorbankan kesenangan, keuntungan sesaat, dan mewujudkan penyesalan atas dosa-dosanya di masa lampau serta mengarahkan diri kepada sesama dan Tuhan.
Puasa dan pantang Katolik selalu disertakan dengan aksi nyata yang disebut Aksi Puasa Pembangunan (APP). Hal ini antara lain dilakukan sekelompok Penyuluh Agama Katolik Non PNS Kota Manado, dalam bentuk bakti sosial.
Penyuluh Agama Katolik Non PNS adalah seorang yang diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan penyuluhan keagamaan dengan kelompok sasar komunitas dalam Gereja Katolik/Pemerintah/masyarakat lainnya dalam rangka penyuluhan keagamaan. Penyuluh Agama Katolik Non PNS menjadi binaan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.
Giat Bakti Sosial ini digelar pada Sabtu (25/3/2023), mulai pukul 07.30 WITA. Sekelompok Penyuluh Agama Katolik Non PNS Kota Manado mendatangi Pantai Manado. Mereka melakukan aktivitas membersihkan area pantai. Semua sampah dibersihkan dari lokasi.
“Kami mengawali dan mengakhiri kegiatan bersih-bersih ini dengan doa bersama. Kami bahagia bisa memberikan aksi nyata untuk kebaikan banyak orang,” ujar Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Manado Salvatore yang turut hadir dalam aksi tersebut, dilansir dari laman kemenag.go.id, Minggu (26/3/2023).
Dikatakan Salvatore, sehari sebelumnya, ada juga bakti sosial di sekitar Masjid Raya Manado. Peserta yang hadir bukan saja Penyuluh Agama Katolik Non PNS, tapi juga para guru agama Katolik, dan pegawai Katolik.
Salvatore menjelaskan, giat ini selaras dengan tema APP “Keadilan Ekologis Bagi Seluruh Ciptaan, Makin Mengasihi dan Lebih Peduli”. “Kami harus lakukan aksi nyata untuk mewujudkan lingkungan yang indah, bersih dan sehat. Kami harus peduli terhadap masalah ekologi,” ujar Salvatore.
“Kalau lingkungan bersih, maka hidup jadi lebih sehat, ibadah lancar dan semua bahagia,” sambungnya lagi.
Aktivitas bakti sosial di area masjid, menurut Salvatore, selain merupakan perwujudan dari APP juga merupakan bagian dari implementasi moderasi beragama yang saat ini sedang digaungkan Kementerian Agama. “Kami adalah bagian dari Kementerian Agama, kami harus terus menggaungkan moderasi beragama,” ujarnya. (SC03)