Gelar Seminar Berpantun, UISU Konsisten Gali Kearifan Lokal dan Budaya

Rektor UISU Dr. H. Yanhar Jamaluddin, MAP sedang menandatangani MoU UISU dengan Balai Pantun Singapura di Ruang Serbaguna UISU Jalan SM Raja Medan, Kamis (29/4).

Sumutcyber.com, Medan – Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) konsisten untuk terus menggali dan mengembangkan dan membahas kearifan lokal dan budaya sebagai bagian dari upaya institusi  untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan bangsa.

Hal itu disampaikan Rektor UISU Dr. H. Yanhar Jamaluddin, MAP saat membuka kegiatan Seminar Nasional “Adat Berpantun Cerminan Budaya Santun” secara virtual di Ruang Serbaguna UISU Jalan SM Raja Medan, Kamis (29/4).

Bacaan Lainnya

Kegiatan seminar itu diselenggarakan atas kerjasama UISU dengan Klinik Pantun Nusantara dan Balai Pantun Singapura yang dilaksanakan secara viitual melalui aplikasi zoom. “Hidang susu nimpan tembaga,  susu nikmat roti srikaya, bukan UISU sembarang lembaga, UISU berkhidmat julang budaya,”ucap Rektor UISU Dr. H. Yanhar Jamaluddin, MAP gelar Datuk Widyanata Arif berpantun dalam sambutannya.

Hal itu merupakan bentuk penegasan dan konsistensi UISU terhadap kegiatan yang terus menggali tentang budaya dan kearifan lokal guna melestarikan sejarah, budaya dan kearifan lokal di tengah-tengah masyarakat. Rektor berharap kegiatan seminar yang dilaksanakan itu dapat memberikan semangat baru kepada masyarakat, khususnya civitas akademika UISU untuk terus menggali dan mengangkat potensi dan kearifan lokal.

“Pantun yang merupakan kebiasaan dan gaya hidup masyarakat Melayu dan kemudian telah ditetapkan UNESCO menjadi warisan tak benda. Atas apresiasi ini sebagai masyarakat Melayu kita harus mampu senantiasa mengangkat dan membudayakan pantun dalam kehidupan masyarakat sehari-hari,” ujar Rektor.

Dalam konteks itu, UISU bersama Klinik Pantun Nusantara dan Balai Pantun Singapura telah berperan dengan melaksanakan seminar “Adat Berpantun Cerminan Budaya Santun”. Bahkan kata Rektor, kegiatan seminar berkaitan dengan pantun rencananya akan kembali digelar dengan melibatkan negara serumpun (ASEAN) pada bulan Mei medatang.

Dalam kegiatan seminar itu juga dirangkai penandatanganan MoU Balai Pantun Singapura dengan Universitas Islam Sumatera Utara, MoA Klinik Pantun dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dan MoA Klinik Pantun dengan Lembaga Penelitian Universitas Islam Sumatera Utara. Hadir dalam kegiatan secara virtual itu CG Karmin Abbas dari Balai Pantun Singapura, Kadis Pendidikan Provsu Prof. Wan Syaifuddin, MA., Ph.D. Sementara itu hadir langsung  Dr. Umar Zein dari Klinik Pantun  Nusantara dan Ketua Lembaga Penelitian UISU Prof. Dr. Ir. Nurhayati, MP. Usai penandatanganan MoU dan MoA kemudian dilanjutan dengan penyerahan cinderamata.

Kegiatan seminar nasional “Adat Berpantun Cerminan Budaya Santun” menghadirkan pembicara yakni Prof. Wan Syaifuddin, MA., Ph.D sebagai keynote speaker, Rendra Setyadiharja, S.Sos, M.IP, Dr. Maryanto, M.Hum, Dahlena Sari Marbun, M.Ed dan Dr. Tuti Tarwiyah, M.Si dengan moderator dr. Agusnadi Talah, SpA

Dari paparan keempat narasumber, moderator menyimpulkan bahwa kegiatan seminar nasional dan paparan narasumber menegaskan urgensi dan pentingnya kearifan lokal dibuat dalam berpantun. Kearifan lokal yang dimaksud berasal dari alam, flora, fauna, sejarah, alat-alat hingga nama tempat.

Selain itu juga seminar nasional kali ini memberikan dukungan kepada sastrawan Sanusi Pane untuk menjadi pahlawan nasional karena telah memberikan andil yang besar di antaranya ikut dalam naskah sumpah pemuda, ikut memprakarsasi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan dan ikut menterjemahkan puisu-puisi jawa kuno menjadi keindonesiaan.

Kemudian, sebagai tindak lanjut kegiatan seminar akan dilakukan kegiatan serupa yang akan melibatkan negara serumpun (ASEAN) pada waktu mendatang. (SC08)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *