Efek Pembangunan Jalan Alternatif Medan-Berastagi: Jarak Tempuh Dekat dan Biaya Pengangkutan Pertanian Efesien

Pengerjaan jalan alternatif Medan-Berastagi memberikan dampak ekonomi masyarakat disektor pertanian.

Sumutcyber.com, Deliserdang – Pembangunan jalan Medan-Berastagi tengah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara, melalui Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi (BMBK) Sumut. Memberikan dampak pertumbuhan ekonomi dalam sektor pertanian dan perkebunan dirasakan masyarakat sekitar jalan alternatif tersebut.

Dampak baik tersebut, diungkapkan oleh seorang petani sawit, Sito Ginting kepada wartawan, saat melakukan peninjauan jalan alternatif Medan-Berastagi di Desa Tanduk Benua, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Senin (19/12).

“Jalan dibagusi dan dilebarkan, jalan itu namanya menjadi efisien. Mobil banyak berlalu dan persimpangan jalan jadi lebar. Sehingga memberikan dampak ekonomi masyarakat dari sektor pertanian,” sebut Sito.

Sito menjelaskan sebelum ada jalan alternatif meski dalam pembangunan. Namun, sudah bisa dilalui walupun belum diaspal. Ia mencontohkan sebelumnya, ada jalan alternatif ini. Untuk mengangkut hasil perkebunan sawit, jarak tempuh bisa mencapai satu jam. Sekarang, jarak tempuh bisa 20 hingga 30 menit saja.

Bacaan Lainnya

“Masyarakat pun, lebih mudah beraktivitas. Dulu jalan rusak, sekarang jalan bagus dan baik. Jarak tempuh singkat dan efesien, contohnya 1 jam jadi 20 hingga 30 menit. Apa lagi, kalau sudah di aspal, bisa berkurang lebih,” kata Sito.

Sito merupakan warga Desa Suka Makmur, Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang itu, mengatakan dengan ada jalan alternatif ini, biaya pengangkutan lebih ekonomis dan terjangkau. Sehingga biaya operasional perkebunan sawit lebih efisien dan murah untuk sekarang.

“Otomatis biaya pengangkutan berkurang, jalan pembangunan kami dari masyarakat merasa bersyukur dan berterima kasih kepada pak Gubernur. Karena, mendorong pertumbuhan ekonomi naik, karena daerah disini pertanian dan ekonomi masyarakat semakin meningkat,” jelas Sito.

Sito menambahkan pembangunan jalan alternatif ini, meski baru pembukaan jalan dan pengerasan badan jalan. Tapi, mampu membuat menekan angka kecelakaan lalulintas.

“Untuk kecelakaan berkurang, banyak jalan berlubang jadi warga naik kenderaan sepeda motor jatuh,” kata Sito.

Fourjulu Situmorang selaku pelaksana lapangan PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) sebagai perusahaan melakukan pengerjaan jalan alternatif Medan-Berastagi, ia mengatakan bahwa saat pembangunan jalan tahap base atau pengerjaan dasar badan jalan. Termasuk pembangunan drainase sepanjang jalan tersebut.

“Pembangunan drainase, pemasangan batu. Untuk pengaspalan belum bisa dipastikan pada tahun ini. Untuk pelebaran (buka jalan) sudah rampung,” kata Fourjulu didampingi Abdul Siregar pelaksana lapangan PT SMJ.

Fourjulu mengungkapkan saat ini, pengerjaan terkendala dengan faktor cuaca ekstrim berupa curah hujan intensitas tinggi dan ada jembatan penghubung rusak. Sehingga bahan-bahan material tidak dapat diantar sampai tujuan pengerjaan.

“Masih melakukan pengerjaan base A, pengerjaan terkendala ada jembatan rusak. Sehingga mengalami kendala dengan masuknya material. Cuaca juga, karena curah hujan yang tinggi,” kata Fourjulu.

Ia mengatakan untuk pengaspalan akan dilakukan pada tahun 2023. Termasuk ditargetkan pembangunan jalan alternatif Medan-Berastagi akan selesai pada tahun depan.

“Pembangunan drainase, pemasangan batu. Untuk pengaspalan belum bisa dipastikan pada tahun ini. Untuk pelebaran (buka jalan) sudah rampung,” ucap Fourjulu.

Sementara itu, Inspektor Konsultan Manajemen Kontruksi (MK), Ghazali Fasyaha menjelaskan pihaknya sebagai mendapatkan mandat dalam pengawasan di lapangan diberikan oleh Dinas BMBK Sumut, akan melakukan pengawasan dengan cermat dan bertahap.

“Kalau mutu selalu kita pantau. Sebelumnya, kita lakukan pengujian secara bertahap. Mereka bekerja dilakukan secara prosedur. Ada tahapan base dulu, sebelum melanjutkan yang lain, kita tes dulu. Sudah padat belum, sudah pas belum dan seterusnya,” kata Ghazali.

Ghazali mengungkapkan untuk pengerjaan harus dilakukan perhatikan dengan cermat dan baik. Mengingat kondisi cuaca saat ini, yang sering hujan. Jadi, pengerjaan tidak bisa dipaksakan dan sembarangan. Hal itu, untuk mendapatkan kualitas jalan yang bagus.

“Seharusnya, akhir bulan 12 ini. Tapi, kendala cuaca, material, jembatan putus dan baru diperbaiki. Jadi, material tidak bisa masuk kesini. Alat kita stanby, tapi terkendala dengan jembatan baru kita perbaiki,” kata Ghazali.

Untuk diketahui jalan alternatif Medan-Berastagi ini, melalui jalur Medan-Tuntungan-Kutalimbaru-Tandukbenua-Sembaikan-Berastagi. Dengan pengerjaan jalan tersebut, dilakukan sekitar 9,7 kilometer.

Pembangunan jalan alternatif Medan-Berastagi merupakan bagian dari mega proyek pembangunan infrastruktur berupa jalan, drainase, jembatan. Dengan total anggaran Rp 2,7 Triliun menggunakan APBD Sumut secara multiyears. (SC02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *