Sumutcyber.com, Medan – Dua dosen UMSU, Drs Syaiful Syafri, MM yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Sumut dan Muhammad Arifin, MPd, Kepala Unit Pelaksana Teknis UPT Perpustakaan UMSU memotivasi 21 finalis Duta Pendidikan Sumatera Utara (Sumut).
Muhammad Arifin menyampaikan, calon Duta Pendidikan Sumut harus memiliki jiwa leadership yang berani dan tegas dalam mengambil tindakan dan sikap. Artinya, menjadi sosok yang mampu memengaruhi dan memotivasi orang untuk bekerja sama melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan bersama. Jika dalam mencapai tujuan ada kendala dan hambatan keberanian pemimpin untuk mengambil sikap dan tindakan.
“Pemimpin harus melalui proses, mulai dari memimpin yang kecil sampai pada leadership untuk orang besar atau banyak orang. Proses untuk menjadi seorang pemimpin seperti aktif di organisasi di kampus untuk mahasiswa, dan OSIS untuk siswa. Semua orang punya peluang untuk menjadi pemimpin, maka hari ini harus Anda ketahui potensi diri, seperti kekuatan, kesempatan, dan bisa memahami ancamana maupun kelemahan diri,” kata Muhammad Arifin, di hadapan finalis Duta Pendidikan Sumut, di Aula Muhammad Hatta, Kompleks Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut, Jalan Bunga Raya, Asam Kumbang Medan, Jumat (2/4).
Kegiatan yang penuh dengan protokol kesehatan ini diikuti mahasiswa dan pelajar dari USU, UMSU, UIN Sumut, UIN Sunan Kalijaga, Surabaya, ITB, Unimed, UMA, Politeknik Medan Kreatif, dan UMN Medan.
Sedangkan finalis kategori remaja/pelajar dari SMA Negeri 1 Medan, SMA Negeri 1 Sumbul, SMKN 13 Medan. Ada juga asal Kabupaten Langkat, Pematang Siantar, Deli Serdang, Medan, dan Dairi.
Motor Kemajuan Daerah
Sementara itu, Dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UMSU, Drs Syaiful Syafri, MM mengatakan, para calon Duta Pendidikan Sumut harus mampu menjadi penggerak atau motor kemajuan daerah.
Karenanya para calon Duta Pendidikan Sumut yang menjadi finalis dalam pengabdiannya di tengah-tengah masyarakat, harus memahami peta sosial, memahami budaya, dan memahami permasalahan sosial masyarakat setempat ketika menjabdikan dirinya dalam perbaikan kehidupan masyarakat.
Mantan Kadis Sosial Sumut ini mengungkap contoh, Nindy Pratiwi, mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya di masa pandemi Covid-19, bangga mendidik guru-guru PAUD tentang ekonomi syariah. “Bagaimana kemampuan guru PAUD itu, potensi yang dimilikinya, untuk siapa dia terapkan tentang ekonomi syariah dan harus diketahui,” kata Syaiful.
Begitu juga Ulfa Juliani, mahasiswi Universits Muslim Nusatanra (UMN) Alwashliyah Medan terkun mendidik anak-anak pinggiran Sungai Deli, sekaligus meneliti apa masalah mereka, bagaimana ekonomi keluarga, potensi apa yanga dimiliki, pendidikan apa yang dilakukan, apakah terjadi perubahan sosial anak dan lingkungan.
Sedangkan Yessi Aprianti, mahasiswi ITB asal Pematang Siantar yang punya 111.000 followers di media sosial, meneliti perilaku apa yang dilakukan, apakah perilaku binaan berubah, dan masa depan apa yang dicari.
“Duta-duta pendidikan Sumut harus bekerja keras, mengevaluasi binaannya, baik aspek perilaku, keterampilan, dan perubahan sosial sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya, dan menjadi penggerak atau motor perubahan di daerah,” kata Syaiful.
Usai memberikan pembekalan, berlangsung tanya jawab dan penjelasan mewakili karya-karya peserta dalam meningkatkan SDM anak dan masyarakat wilayah pengabdiannya.
Direktur Wilayah Pemilihan Duta, Adam Brayan, didampingi Ketua Panitia, Julpan Siregar mengaatakqn, kegiatan ini dilaksanakan 1-3 April 2021. Diikuti 21 finalis calon Duta Pendidikan Sumatera Utara. (SC08)