Sumutcyber.com, Langkat – Berkomunikasi dengan orang Lansia (lanjut usia) memang gampang-gampang susah. Apalagi Lansia yang sudah mengalami masalah kesehatan, tentunya kondisi fisik, emosional, dan sosial juga memengaruhi efektivitas komunikasi yang dijalin.
Hal inilah yang melatarbelakangi Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USU bersama mahasiswa turun ke masyarakat untuk memberikan edukasi tentang komunikasi keluarga pada keluarga dengan Lansia bahkan dengan Lansianya sendiri di Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, pada hari Sabtu (28/8/2021).
Ketua Tim PKM Emilia Ramadhani, S. Sos, M.A mengatakan, Perbedaan pemahaman antara Lansia dengan orang terdekat atau keluarganya seringkali menimbulkan ketegangan dan ketidaksepakatan. “Karena itu, kita perlu mengedukasi masyarakat khususnya keluarga dengan orang lansia tentang komunikasi dua arah agar interaksi satu sama lain lebih efektif,” katanya.
Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Balai Desa dan diikuti oleh lebih kurang 50 keluarga dan juga aparat desa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Karang Rejo, Suliadi Solihan, SE menyampaikan apresiasinya kepada Tim PKM karena mau peduli dengan para Lansia yang mungkin tidak masuk lagi dalam prioritas pengembangan keterampilan berkomunikasi.
“Saya sangat senang sekali Tim dari USU mau datang ke desa kami apalagi baru kali ini saya menemukan kegiatan yang berfokus pada lansia karena biasanya semua tertuju pada pengembangan diri di kalangan anak muda ataupun remaja,” ucapnya.
Tim PKM yang beranggotakan Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D dan Dra. Dayana, M.Si beserta enam (6) orang mahasiswa terlibat aktif dalam memetakan apa saja keluhan atau permasalahan yang dihadapi orang Lansia serta solusinya dengan menggali ide-ide dari para peserta melalui metode Training of Participant (ToP).
Komunikasi dengan Hati
Salah satu materi yang disampaikan adalah bagaimana anggota keluarga dapat berkomunikasi dengan hati dan kehadiran bukan hanya hadir secara fisik di hadapan orang Lansia tetapi juga secara psikologis baik itu berupa emosi dan perasaan yang memberikan efek nyaman dan tenang.
Orang Lansia harus terus merasa terhubung dengan keluarganya meski pun jauh apalagi sudah banyak platform media komunikasi yang dapat digunakan lansia dengan anggota keluarganya untuk tetap terus berkomunikasi.
“Anggota keluarga harus dapat menjadi caregiver bagi orang tuanya, memiliki sikap caring dalam merawat orang tuanya. Rasa nyaman dan terkesan tidak menggurui akan membuat orang tua mau mengikuti arahan kita sehingga akan berdampak dalam mengurangi rentannya mereka terkena resiko jatuh dan kecelakaan,” tegas Emilia.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan berjalan dengan sangat kondusif di tengah pandemi dimana prokes ketat tetap dijalankan dengan tetap memakai masker dan juga faceshield yang dibagikan pada seluruh peserta selama kegiatan berlangsung. Kegiatan di tutup dengan foto bersama dalam suasana yang hangat dan ceria. (SC03)