Sumutcyber.com, Medan – Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar vaksinasi massal Covid-19 tahap II bagi para dosen dan tenaga kependidikan (tendik)/Pegawai USU selama dua hari, yakni tanggal 4-5 Mei 2021, bertempat di Gedung Pancasila USU. Vaksinasi ini merupakan periode lanjutan dari vaksinasi tahap I yang dilakukan pada tanggal 23 Maret 2021.
Rektor USU Dr Muryanto Amin, S Sos, M Si, meninjau pelaksanaan vaksin yang diikuti oleh lebih dari 900 orang peserta terdaftar itu, didampingi Wakil Rektor II USU Muhammad Arifin Nasution, S Sos, MSP, jajaran direksi rumah sakit USU, Dekan Fakultas Kedokteran USU Prof Dr dr Aldy Syafruddin Rambe, Sp S (K), dan lain-lain.
Rektor USU menyatakan, terhitung dari pelaksanaan vaksin tahap pertama, para dosen dan tendik di lingkungan Universitas Sumatera Utara yang sudah divaksin sebanyak 3 ribuan peserta. Pada peninjauan tersebut, rektor menyempatkan diri berbincang dengan beberapa peserta vaksinasi dan menyaksikan jalannya penyuntikan vaksin.
Dalam keterangannya kepada media, Dr Muryanto menyatakan bahwa kebutuhan vaksinasi bagi para dosen, tendik, bahkan mahasiswa USU, secara periodik akan dievaluasi, baik dari keberadaan para dosen dan mahasiswa yang belum divaksin serta ketersediaan vaksin yang dimiliki oleh RS USU.
Kegiatan perkuliahan pada awal tahun akademik yang dimulai pada Agustus-September mendatang akan dilaksanakan secara hybrid, yakni dengan menggabungkan antara perkuliahan tatap muka dengan perkuliahan daring.
“Kapasitas kelas yang kita miliki untuk melakukan kegiatan ini sebanyak 50 persen dari jumlah mahasiswa keseluruhan. Untuk mendukung protokol kesehatan, kita juga akan membangun infrastruktur yang dibutuhkan, seperti ruangan kelas yang sesuai, area dan fasilitas mencuci tangan serta menyediakan masker, hand sanitizer dan lain-lain. Semua fasilitas akan didata kembali dan dibuat rambu-rambu untuk larangan berkumpul,” katanya.
Selain itu, imbuh rektor, kepada para dosen juga diharuskan untuk melaporkan masalah kesehatannya secara periodik. USU sudah menunjuk tim satgas Covid-19 yang nantinya akan bertindak untuk mengawasi pelaksanaan tatap muka secara hybrid. Menurut rektor, sistem hybrid itu juga nantinya akan digunakan untuk kebutuhan kampus merdeka.
“Sistem hybrid ini merupakan salah satu kekuatan dalam implementasi kampus merdeka yang sedang disusun peraturan rektornya. Ini akan memudahkan para mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan kampus merdeka, sehingga bisa memilih untuk mengambil kuliah daring di universitas lain misalnya,” terang Dr Mury.
Lebih lanjut Rektor USU yang juga masih menjabat sebagai Dekan FISIP USU itu menjelaskan, bahwa pandemi Covid-19 ini memberikan banyak peluang dan manfaat bagi para dosen dan mahasiswa untuk mempelajari berbagai platform digital yang mendukung perkuliahan.
“Mereka jadi dipaksa untuk belajar sehingga dapat menggunakannya. Padahal sebelum pandemi, disuruh-suruh untuk mempelajari platform digital susahnya minta ampun. Sekarang karena kebutuhan, mau tidak mau jadi harus belajar,” tandas Rektor.
Ia juga menyatakan, bahwa pandemi ini juga membawa berkah bagi tiap orang untuk belajar memelihara kesehatannya. Saat ini orang-orang mulai terbiasa untuk mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer.
“Meskipun begitu, pandemi ini juga membawa dampak psikologis bagi manusia karena jarang bertatap muka. Tidak bertemu orang, tidak bersosialisasi dan tidak bisa menuangkan ide-idenya secara langsung kepada orang lain itu juga akan membawa gangguan emosional. Ini kelemahannya. Maka dari kelebihan dan kelemahan tersebut kita bisa ambil jalan tengahnya, tetap hybrid 50:50, serta menyiapkan dan memberdayakan ruang konsultasi psikologi untuk memberikan layanan bagi dosen dan mahasiswa,” papar Rektor USU yang berjanji akan melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk perkuliahan sepanjang pandemi yang diperkirakan akan berlangsung hingga 2025. (SC08)