Agus Marwan, Anak Petani yang Raih Gelar Doktor Dengan Predikat Sangat Memuaskan

Medan – Penggiat literasi Sumut Agus Marwan sukses menyandang gelar doktor program studi pembangunan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Agus Marwan merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari ayah yang bekerja sebagai petani.

Dr Agus Marwan, MSP meraih predikat sangat memuaskan setelah mempertahankan desertasi berjudul “Gerakan Literasi di Kabupaten Labuhanbatu” dalam sidang terbuka dipimpin Dekan FISIP USU Dr Hatta Ridho, MSP mewakili rektor di Ruang IMT-GT BPA USU, Selasa (22/10).

Sedangkan promotor Prof Dr R Hamdani Harahap MSi dan Prof Dr Drs Humaizi, MA dengan penguji luar komisi Prof Subhilhar MA, PhD (ketua program studi pembangunan), Heri Kusmanto MA PhD (sekretaris program studi pembangunan) dan Prof Dr Sri Minda Murni MS (guru besar Unimed).

Turut hadir Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sumatera Utara Tajuddin Idris SSi MT, mantan Gubsu Dr Erry Nuradi, mantan Bupati Sergai Ir Soekirman serta Hasban Ritonga SH dan Nurdin Lubis SH (keduanya mantan Sekdaprovsu).

Bacaan Lainnya

Dr Agus Marwan MSP, pria kelahiran Kampung Sembilan 12 Agustus 1973 memiliki empat anak dari pernikahannya dengan istri Susanti SSos MSi. Agus Marwan pernah menjabat sebagai education officer dan senior education officer DBE3-USAID tahun 2005-2010 dan selanjutnya Koordinator Provinsi USAID Prioritas tahun 2011-2017. Sejak tahun 2022, menjadi leader konsultan di BPMP Sumatera Utara.

Dr Agus Marwan MSP menyelesaikan pendidikan S1 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan ilmu hubungan internasional (tahun 1998) dan lulusan S2 magister studi pembangunan USU (tahun 2020).

Dalam paparannya, Dr Agus Marwan MSP mengatakan bahwa gerakan literasi di Labuhanbatu telah tumbuh dan berkembang sejak tahun 2015. Pencanangan gerakan budaya membaca pada 20 Mei 2015 yang dipimpin oleh bupati Labuhanbatu menjadi tonggak awal munculnya gerakan literasi di Labuhanbatu.

Gerakan itu menyebar dan dari lini sekolah, madrasah, taman bacaan masyarakat hingga ke komunitas literasi. Gerakan literasi ini muncul sebagai upaya berbagai pihak untuk menjawab persoalan masih rendahnya literasi baik di level nasional maupun di level Labuhanbatu.

Walaupun sudah muncul dari berbagai lini, namun pola gerakannya masih berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah berjalan sendiri dengan programnya. Sekolah berjalan dengan gerakan literasi sekolah. TBM berjalan dengan kegiatan. Berbagai komunitas literasi juga bergerak dengan program sendiri

Ia menyebut bahwa belum ada upaya bergerak bersamaan dalam visi, misi dan organ yang sama untuk memperkuat gerakan secara masif dan sistematis. Orientasi gerakan literasi yang dikembangkan juga masih fokus dan dominan pada peningkatan budaya gemar membaca dan menulis.

”Hanya sedikit yang memulai dengan mengembangkan literasi budaya, keuangan dan digital. Orientasi kecakapan literasi abad 21 belum sepenuhnya diimplementasikan oleh gerakan literasi di Labuhanbatu,” kata Dr Agus Marwan MSP.

Dekan FISIP USU Dr Hatta Ridho menyampaikan selamat atas diraihnya gelar doktor program studi pembangunan dalam sidang terbuka dengan IPK 4,00 suatu prestasi yang sangat memuaskan.

”Saudara harus bisa menjadi ikon gerakan literasi di Sumut dengan menularkan ilmu pengetahuan yang telah dicapai setelah mengikuti studi doktor di USU. Kami salut karena saudara pintar menulis gerakan literasi yang sangat berguna bagi masyarakat Sumut,” sebut dekan. (SC08)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *