Medan – Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi bersamaan dengan naiknya air pasang laut mengakibatkan banjir Rob di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, pada Sabtu (7/9) pukul 11.20 WIB. Banjir ini menggenangi beberapa wilayah di Kecamatan Medan Marelan dan Medan Labuhan, dengan ketinggian air mencapai 20 hingga 50 cm.
Banjir ROB ini disebabkan oleh meluapnya debit air dari saluran pembuangan Danau Siombak, yang menyebabkan genangan air di sejumlah pemukiman, terutama di Kelurahan Paya Pasir dan Labuhan Deli, serta wilayah Martubung.
Menurut laporan yang diterima BNPB, sebanyak 330 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 985 jiwa terdampak. Selain itu, 295 unit rumah warga turut terimbas akibat genangan air yang cukup tinggi.
Upaya penanganan oleh BPBD Kota Medan telah dilakukan melalui kaji cepat di lokasi terdampak dan koordinasi dengan aparat setempat untuk mempercepat proses penanganan. Langkah-langkah yang telah diambil termasuk pembukaan pintu air menuju Danau Siombak untuk mempercepat surutnya banjir dan penyedotan air dari rumah-rumah warga.
Sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya air pasang kembali pada sore dan malam hari, personel BPBD Kota Medan, bersama Camat dan jajaran ASN Kelurahan Paya Pasir, telah disiagakan di lokasi. Posko Dapur Umum juga didirikan di Mushola Al-Husaini, bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Medan, untuk mendukung kebutuhan logistik warga terdampak. Sebanyak 500 bungkus nasi telah didistribusikan kepada warga terdampak sebagai bagian dari upaya tanggap darurat.
Hingga saat ini, banjir ROB di Kota Medan belum sepenuhnya surut. Namun, penanganan terus dilakukan oleh BPBD Kota Medan dan instansi terkait untuk mengurangi dampak yang lebih luas.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir ROB untuk selalu waspada, terutama selama musim hujan dengan intensitas tinggi yang bersamaan dengan air pasang laut.
“Masyarakat diminta untuk memantau informasi cuaca terkini dari institusi terkait dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika terjadi kenaikan air secara tiba-tiba,” kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/9/2024). (SC03)