Kadis Pertanian Pakpak Bharat Dicecar Pertanyaan Legislatif Soal Food Estate

Plt kadis pertanian Pakpak Bharat Maringan Bancin saat menyampaikan soal food estate.

Sumutcyber.com, Pakpak Bharat – Plt Dinas Pertanian Pakpak Bharat Maringan Bancin dicecar sejumlah pertanyaan dari anggota DPRD soal food estate atau lumbung pangan pada saat penyampaian nota jawaban bupati atas pandangan DPRD tentang R-APBD 2022 di gedung DPRD Pakpak Bharat, Kamis (25/11/2021).

Maringan ditanyai sejumlah dewan mulai rencana pembelian alat escavator, traktor yang jumlahnya Rp10 miliar, PAD alat berat, hingga keberadaan investor Parna Raya yang direncanakan untuk mengelola food estate. Terakhir dewan mempertanyakan kenapa hanya program jagung yang ditanam di lahan food estate.

“Mohonlah dijawab pak kadis pertanian, coba jelaskan dan rincikan apa saja yang dibeli dari uang Rp10 miliar itu. Kemudian bapak coba jelaskan keberadaan perusahaan Parna Raya dalam food estate. Kemudian coba jelaskan kenapa hanya jagung di tanam di lahan food estate, itu saja dulu. Sebenarnya banyak yang saya tanyakan,” kata anggota DPRD Pakpak Bharat, Parulian Boangmanalu.

“Menjawab pertanyaan pak dewan, kita akan membeli alat berat untuk mendukung food estate di Pakpak Bharat jumlahnya Rp10 miliar untuk escapator dan traktor,” kata Maringan.

Bacaan Lainnya

Maringan mengatakan pembelian alat berat bisa mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun dalam penyampaiannya Maringan mengasumsikan ada 300 juta juga PAD yang diperoleh dari pengusaha. “Demikian asumsi kami pak,” kata Maringan.

Parulian lantas mempertanyakan dari mana amsumsi Dinas Pertanian alat berat bisa menghasilkan PAD 363 juga? “Makanya saya bilang tadi pak asumsi. Kita belum tahu. Namanya juga asumsi pak,” kata Maringan.

“Oke itu asumsi. Kok bisa bapak mendapatkan amsumsi pendapatan bapak Rp416 juta. Dari mana sumber bapak itu,” tanya Parulian.

Maringan tampak membuka-buka buku di depannya. “Gini pak, ada sumber pendapatan di dinas pertanian, termasuk alat berat yang dipergunakan masyarakat, ada tambahan PAD dari bibit ikan,” ungkap Maringan.

Suasana paripurna makin tampak riuh. “Satu lagi apa dasar Parna Raya membayar retribusi itu? apa mau dia dan apa masukannya sama kita,” tanya Parulian lagi.

“Terkait parna raya yang sudah datang ke lokasi, itulah investor yang pertama masuk pak, dan mereka akan bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat. Kita juga akan MoU denga mereka,” kata Maringan.

“Mereka akan gunakan lebih kurang 100 hektar, kita akan kerjasama dengan mereka,” tambah Maringan lagi.

Parulian memimpali lagi.
“Katanya tadi investor, pertanyaan kenapa bukan mereka yang beli alat berat,” tanya Parulian.

Maringan pun menjawab karena mereka yang pertama datang. “Terkait dengan alat berat kita sudah kerjasama dengan investor. Alat berat yang sudah dibeli Pemkab Pakpak Bharat itulah yang dipakai investor sehingga PAD Pakpak Bharat akan bertambah,” klaimnya.

Mendengar pernyataan Maringan, Parulian kembali bertanya soal kehadiran food estate tersebut.

“Aku pun nggak tahu lagi, ada investor datang tapi dananya dari kita, kalau gitunya Sabar Manik (anggota dewan) juga bisa,” kata Parulian yang mengundang gelak tawa peserta paripurna.

“Kok kita yang punya uang kok orang lain yang mengelola, itu kira masukan kita,” kata Parulian.

Usai mendengar jawaban Parulian, Maringan pun meninggalkan mimbar.

Sementara anggota DPRD Pakpak Bharat dari Fraksi Golkar Edison Manik meminta pembelian alat berat itu ditunda dulu. Saya berharap ditunda dulu pembeliannya. Sebelum persoalan tanah selesai jangan dulu dibeli alat beratnya. Kita takut nanti alat berat itu bisa disalahgunakan,” katanya.

Edison juga mempertanyakan kenapa hanya jagung ditanam di lokasi food estate. “Pertanyaannya kok hanya jagung. Tapi ketahanan pangan, kalau hanya jagungnya di sini kan sudah menanam jagung masyarakat,” imbuhnyanya. (SC-DEM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *