RSUP HAM Diharapkan Jadi Leader Pelayanan Jantung di Sumatera

DR. dr. Doni Firman, SpJP (K).

Sumutcyber.com, Medan – RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) melaksanakan pembinaan dan akselerasi intervensi kardiovaskular/non bedah di RSUP H. Adam Malik, Jumat (26/11/2021) hingga Sabtu (27/11/2021).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam bidang jantung dan pembuluh darah khususnya, di RS Adam Malik Medan.

“Ini salah satu program dari Kementerian Kesehatan dan penguatan jejaring kardiovaskular di 54 RS seluruh Indonesia. Targetnya peningkatan kemampuan di bidang jantung baik intervensi nonbedah maupun bedah. Kebetulan saya membawahi intervensi nonbedah,” kata Narasumber dari Kementerian Kesehatan DR. dr. Doni Firman, SpJP (K), Jumat (26/11/2021).

Dia mengatakan, program ini menargetkan RSUP HAM lebih bagus lagi dalam hal jumlah pasien maupun kualitas pelayanan penyakit jantung. “Target kita memang meminimalisir pasien-pasien jantung ke RS Jantung Harapan Kita. Karena antrean dikita (pasien untuk dapatkan layanan operasi bedah jantung-red) sudah terlalu lama. Untuk pasien dewasa antrean sudah 4-6 bulan,” imbuhnya.

Bacaan Lainnya

“Lebih sedih lagi kalau pasien jantung anak, daftar tunggu (untuk mendapatkan layanan operasi-red) sampai 2 tahun. Hal ini dikarenakan fasilitas untuk bedah jantung anak tidak banyak sehingga RS yang bisa melayani sedikit sekali. Bahkan, RS yang melayani bedah jantung anak juga tidak bisa banyak melayani masyarakat,” sambungnya.

Disebutkannya, hanya ada beberapa RS yang melayani bedah jantung anak. Namun, paling banyak ada di RS Jantung Harapan Kita.

“Karena antrean terlalu lama, pasien pun sebagian besar sudah meninggal, jadi kita harap RS Adam Malik sebagai RS terbesar di Sumatera Utara menjadi leader, sehingga tidak semua pasien jantung dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita,” harapnya.

Dalam melakukan pembinaan ini, dia juga menyampaikan tentang teknologi IVUS (intravascular ultrasound) untuk melihat pembuluh darah sehingga jika pasang ring maka terpasang dengan baik. “Tindakan ini tidak dibius, karena pasiennya sadar. Hanya masuk melalui pembuluh darah, jadi luka kecil tusuk jarum saja,” tutupnya. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *