Sumutcyber.com, Medan – Drs Syaiful Syafri MM mengatakan, Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) meningkatkan wawasan dan inovasi mahasiswa. Dengan PMM yang diatur dalam Kebijakan Mendikbud Ristek No 3 Tahun 2020, akan meningkat pula kualitas mahasiswa, yakni sumber daya yang mandiri dan inovatif.
“Masing-masing mahasiswa akan merasakan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterima dari para dosen dan sesama mahasiswa di kampus tempat mereka mengikuti program PMM dalam MBKM,” kata mantan Kadis Pendidikan Sumut ini ketika memberi Kuliah Umum dan Bedah Buku “Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Jembatan Masa Depan” di Medan, Sabtu malam (20/11/2021)
Didampingi Dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Rimbawati, ST, MT dan Irfan Nofri, ST sebagai Mentor MBKM, Syaiful menyatakan sangat bangga dapat memberi Kuliah Umum kepada 20 mahasiswa dari Jawa Timur, Jakarta dan Yogyakarta berkaitan Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari program MBKM. Kegiatan ini sesuai dengan Surat Rektor UMSU Nomor 4554/2021 tertanggal 16 November 2021.
“Sebagai tindak lanjut PMM dari program MBKM ini, para mahasiswa sebaiknya menuliskan ilmu yang diperoleh selama mengikuti PMM menjadi sebuah buku,” harap Syaiful.
Mantan Kadis Sosial Sumut (2010) ini mencontohkan, di tahun 2000 an dalam rangka menanggulangi kemiskinan sesuai Kepres Nomor 111 tahun 1999, Syaiful masuk ke Desa Banua Siboau Silima Ewali Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias. Untuk sampai ke desa ini, kata Syaiful, harus berjalan kaki 8 jam, naik gunung, turun gunung, melewati rawa, dan menyeberangi sungai.
“Selama dua tahun di desa pedalaman ini, saya belajar adat istiadat suku setempat, sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan, asal usul masyarakat tinggal di hutan, permukiman yang berjauhan, soal pendidikan, kesehatan, penerangan, infrastruktur, dan pemasaran hasil mata pencaharian dalam pemberdayaan masyarakat sekaligus membangun kebutuhan layanan dasar masyarakat setempat. Hasilnya saya tuliskan menjadi sebuah buku, dengan judul ‘Pemberdayaan KAT, Jembatan Masa Depan’,” kata Syaiful
Intinya, kata Pj Bupati Batu Bara 2008 ini, dengan pemberdayaan masyarakat ini terbangun kesejahteraan masyarakat, karena masyarakat dapat hidup layak sebagai manusia, karena kubutuhan dasar terpenuhi.
Contoh lain, kata Syaiful Syafri, dosen Rimbawati ST, MT bersama mahasiswa Fakultas Teknik UMSU, telah mampu menyejahterakan masyarakat yang semula miskin Desa di Desa Pematang Johar Deli Serdang. Masyarakat mampu meraup pendapatan ratusan juta rupiah per bulan melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi yang diperbaharuai dengan membentuk desa pariwisata di atas persawahan 10 hektare.
“Artinya karya Ibu Rimbawati telah mampu mengubah kemiskinan jadi kemakmuran masyarakat desa dengan berbondong-bondongnya orang berwisata ke Desa Pematang Johar, sehingga kerajinan masyarakat terjual, dan pertumbuhan ekomomi meningkat, ” kata mantan Kepala Bada Arsip dan Perpustakaan Daerah Sumut ini.
Keberhasilan mengubah desa miskin jadi desa manu itu, tambah Syaiful, juga telah dituliskan Ibu Rimbawati menjadi sebuah buku tanpa perlu menggunakan banyak referensi. “Seperti saya menuliskan berbagai buku, terus mengalir begitu saja karena buku yang saya tulis murni dari hasil kerja, pemikiran dan inovasi saya selama mengabdi di pedesaan,” kata mantan Kadis Sosial Sumut ini. (SC08)