Medan – Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim (YPHAS) bersama Universitas Medan Area (UMA) peringati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1446 H, di Masjid At Taqwa Kampus 1 UMA, Jalan Kolam Medan Estate, Sabtu (25/1/2025).
Hadir pada kegiatan itu, Rektor UMA Prof Dr Ir Dadan Ramdan, MEng, MSc, Wakil Rektor Bidang Minat Bakat dan Karir Dr Rizkan Zulyadi, SH, MH, Wakil Rektor Bidang Riset, Publikasi dan Kemitraan Dr Ir Rahmad Syah MKom Asean, Eng, APEC, Eng, Ketua BKM At Taqwa UMA Dr Zainun, MA, para dekan, ketua program studi, kepala biro, lembaga, dosen, pegawai dan mahasiswa.
Kegiatan yang dipanitiai Badan Kemakmuran Masjid (BKM) At Taqwa UMA ini menghadirkan pemateri Ustadz Dr H Sakhira Zandi, MSi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut dengan tema “Isra Mi’raj dan Implementasinya Dalam Kehidupan”.
Rektor UMA Prof Dadan Ramdan dalam sambutannya mengatakan, peristiwa Isra Mi’raj mengandung pelajaran berharga untuk umat Islam. Perintah shalat lima waktu yang menjadi inti dari peristiwa ini, mengajarkan umat Islam untuk senantiasa menjaga komunikasi dengan Sang Pencipta. Lebih dari itu, Isra Mi”raj mengajarkan bahwa di balik setiap tantangan, selalu ada kekuatan dan pertolongan dari Allah.
Sementara itu, Ustadz Sakhira Zandi dalam ceramahnya menyampaikan, di dalam bulan Rajab ada peristiwa menakjubkan yang disebut Isra Mi’raj. Tapi sebelum di-isra mi’rajkan oleh Allah SWT, Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu diuji. Ada peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan atau membuat sedih Nabi Muhammad sebelumnya.
“Salah satu yang membuat Nabi Muhammad begitu sedih lantaran beliau ditinggal mati oleh dua orang yang begitu beliau dikasihi. Dua orang yang selama ini menjadi penjaga bagi Nabi Muhammad, yakni istri beliau Sayyidah Khadijah dan pamannya Abu Thalib wafat,” kata Sakhira.
Kesedihan Nabi Muhammad berlanjut karena banyaknya tekanan dari orang-orang Quraisy. Hampir setiap hari Nabi menghadapi permusuhan dan penghinaan dari kaumnya, hingga pernah dilempari dengan tanah yang kotor dan mengenai seluruh kepalanya.
Kesedihan Nabi Muhammad seolah tak ada habisnya. Kali ini Nabi melakukan perjalanan dakwah ke Thaif, berharap penduduk di sana mau menerima dakwahnya. Namun harapan itu tidak berbuah manis.
Kata Sakhira, penduduk Thaif enggan menerima dakwah dari Nabi Muhammad. Bahkan penolakan penduduk Thaif dilakukan secara kasar. Mereka mengusir Nabi dengan melempari batu yang membuat luka pada kaki Nabi sampai mengucurkan darah hingga melekat di sandalnya karena darah yang mengering.
Menghadapi penghinaan yang teramat keras, Nabi tidak mengutuk mereka, tetapi justru berdoa: ”Wahai Tuhanku, tunjukilah kaumku, karena sesungguhnya mereka belum mengetahui”.
“Atas kesedihan dan kesusahan yang dialami Nabi Muhammad itulah, Allah memberikan hadiah berupa peristiwa Isra’ Mi’raj. Perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina, lalu dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha untuk bertemu langsung dengan-Nya. Perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa merupakan bagian dari perjalanan untuk menghibur Nabi atas kesedihan yang telah dialaminya,” urai alumni Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumut ini.
Seusai peringatan Isra Mi’raj, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang bersama. Seterusnya sholat zuhur berjamaah.
Seusai sholat zuhur berjamaah, pengurus BKM At Taqwa UMA menyalurkan bantuan rutin YPHAS kepada 50 anak yatim dan 50 dhuafa.
Ketua BKM At Taqwa UMA Dr Zainum, MA mengatakan, santunan rutin yayasan untuk Januari 2025 ini disalurkan kepada 50 anak yatim dan 50 dhuafa yang berasal dari Dusun III Patumbak, dari Desa Tembung, Deli Serdang dan dari daerah lainnya.
Zainun, MA menyampaikan terimakasih atas kehadiran yatim dan dhuafa. Dia kemudian mengajak yatim dan dhuafa mendoakan agar UMA maju berkembang, dan diberi keberkahan.
Dr Zainun, MA juga mengatakan, santunan yang berasal dari Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim yang diketuai Drs HM Erwin Siregar, MBA ini rutin dilaksanakan setiap bulan dengan penerima santunan yang berbeda-beda di Kota Medan, Deli Serdang dan sekitarnya.
“Kegiatan santunan anak yatim dan dhuafa ini sebagai rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan Allah kepada Yayasan dan semoga membawa berkah kepada Universitas Medan Area. Juga Allah berikan kemudahan, dan diberikan akreditasi Unggul baik institusi maupun setiap prodi di UMA,” kata Zainun.
Di depan penerima santunan, Koordinar Bidang Dakwah Kerjasama BKM At Taqwa UMA, Dr Muhammad Abrar Parinduri, MA dalam tausiyah singkatnya menjelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu.
“Walaupun kita berstatus anak yatim atau orang yang tidak mampu secara ekonomi, jika kita sungguh-sungguh insya Allah segala kesulitan akan teratasi,” kata Dekan Fakultas Agama Islam UMA ini.
Turut dalam penyerahan santunan YPHAS itu, Sekretaris BKM At Taqwa UMA Dr. Fauzi Wikanda, M.Pd.I, Wakil Ketua I Dr Firmansyah, MA, Wakil Ketua II Dr. Abdul Haris, SAg, MSi, Bendahara Liza Umami Margolang, Bidang Ekonomi Hj Hermawati Harahap MAP, Koordinator Bidang Ibadah dan Kemakmuran Masjid Dr Riski Pristiandi, MPemI, Bidang Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Erni Ernawati, SE, Sekretariat Alifiah Margolang SPdI, Bidang Dakwah dan Kersama Dr Siti Hawa Lubis, MPdI, dan pengurus lainnya. (SC08)