Jakarta – Bencana hidrometeorologi basah terus mendominasi catatan bencana di Indonesia. Selama dua hari terakhir, Minggu (19/1) hingga Senin (20/1), Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah peristiwa bencana yang tersebar di berbagai wilayah.
Tragedi Longsor di Klungkung
Tanah longsor melanda Klungkung, Bali, Minggu (19/1), akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Longsor ini menyebabkan tiga orang meninggal dunia, satu orang hilang, dan empat orang lainnya mengalami luka berat. Material longsor berupa bebatuan besar menghantam bangunan yang dihuni para korban.
Upaya pencarian sempat dihentikan karena kondisi cuaca yang belum memungkinkan. “Kami khawatir terjadi longsor susulan, sehingga tim gabungan akan melanjutkan pencarian pada hari ini,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Banjir Melanda Jawa Timur dan Kalimantan Barat
Di Jember, Jawa Timur, banjir merendam lima kelurahan dan tiga desa di empat kecamatan, melibatkan 492 kepala keluarga (KK). Air juga menyeret mobil dan sepeda motor, sementara genangan mulai surut di beberapa titik. “Banjir ini dipicu oleh tersumbatnya saluran irigasi akibat sampah,” ujar Abdul dalam rilis yang diterima redaksi, Senin (20/1/2025).
Sementara itu, di Sambas, Kalimantan Barat, banjir yang terjadi sejak Sabtu (18/1) merendam tujuh hektare lahan perkebunan dengan ketinggian air mencapai 40 sentimeter. Pemerintah Kabupaten Sambas telah menetapkan status tanggap darurat hingga 25 Januari 2025 untuk mempercepat penanganan.
Banjir di Riau, Ribuan Warga Terdampak
Riau menjadi salah satu wilayah dengan dampak banjir yang cukup luas. Kabupaten Kampar mencatat banjir melanda tiga desa, termasuk Desa Lubuk Siam, yang mengakibatkan 1.663 jiwa terdampak. Sebanyak enam KK dari Desa Tanjung Balam terpaksa mengungsi akibat ketinggian air yang fluktuatif antara 30 hingga 60 sentimeter.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Siak, tepatnya di Kampung Benteng Hulu dan Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura. Sebanyak 779 KK terdampak, dengan 51 KK atau 204 jiwa mengungsi. Abdul Muhari menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah mendirikan dapur umum dan mendistribusikan logistik untuk membantu para korban.
“BNPB terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan tepat,” tegas Abdul.
Antisipasi Ke Depan
Fenomena banjir yang sering terjadi pada musim penghujan memerlukan langkah preventif jangka panjang, termasuk pengelolaan drainase dan peningkatan kapasitas mitigasi bencana di daerah rawan. BNPB juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem. (SC03)