Banjarnegara – Pergerakan tanah terjadi di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sejak 21 hingga 22 Januari 2025. Fenomena ini menyebabkan kerusakan jalan penghubung Pejawaran-Batur, merusak 16 rumah warga, serta mengancam 39 rumah lainnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lima titik rekahan dengan kedalaman amblesan mencapai 70 hingga 200 sentimeter. Pergeseran tanah terus terjadi, menyebabkan beberapa rumah roboh dan jalan kabupaten retak hingga tak bisa dilewati kendaraan.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa pergerakan tanah semakin meluas dengan kedalaman rata-rata 3 meter dan panjang pergerakan bertambah dari 2 meter menjadi 5 meter. Akumulasi air dari mata air di lapisan lempung turut memperburuk kondisi.
Curah Hujan Tinggi Jadi Pemicu
Analisis sementara menunjukkan bahwa curah hujan tinggi menjadi faktor utama pergerakan tanah. Data Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah menunjukkan curah hujan di Banjarnegara dan sekitarnya melebihi 300 mm pada Januari 2025, masuk kategori sangat tinggi. Hal ini juga menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di Pekalongan, Kendal, Grobogan, dan Demak.
Selain curah hujan, faktor lain yang berkontribusi adalah sistem drainase yang kurang optimal serta keberadaan batulempung yang mempercepat pergerakan tanah. BNPB memperkirakan pergerakan tanah susulan masih berpotensi terjadi jika hujan deras berlanjut.
BPBD Lakukan Evakuasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara telah mengevakuasi warga terdampak ke Desa Kalireng dan Desa Biting. Sebanyak 62 jiwa mengungsi di Kalireng dan 7 jiwa di Biting. Bantuan logistik, posko kesehatan, serta layanan trauma healing juga telah disiapkan.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara berencana membangun hunian sementara (huntara) bagi warga yang kehilangan rumah, dengan target penyelesaian sebelum Idulfitri 2025. Sementara itu, BNPB telah mengirim tim ahli untuk asesmen awal serta merancang langkah tanggap darurat dan rehabilitasi jangka panjang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pergerakan tanah susulan dan melaporkan retakan atau patahan tanah kepada pihak berwenang. Reboisasi di area berisiko tinggi juga direkomendasikan sebagai upaya mitigasi jangka panjang. (SC03)
Komentar