Menu

Mode Gelap
Pjs. Bupati Pakpak Bharat Dr. Naslindo Sirait Kunjungi SMA Negeri 1 Salak Dirjen Yankes dan Dubes Arab Saudi Apresiasi Kerja Sama Bedah Jantung KSRelief di RS Adam Malik Hadiri HUT TNI ke-79 di Lapangan Silang Monas, Kapolri: Kami Saudara, Saling Mendukung dan Melengkapi HUT ke-79 TNI, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Sebut TNI Makin Responsif, Intergratif, Modern dan Adaptif DD Waspada Salurkan Bantuan untuk Tukang Siomay Kehilangan Gerobak di Medan Helvetia Kejutan Polres Dairi di HUT TNI Ke-79, Tingkatkan Sinergi dan Soliditas

Headline

Dorong Terselenggaranya PTM Terbatas, Mendikbudristek: Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Mengkhawatirkan

badge-check


					Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. (Sumber: Setkab.go.id) Perbesar

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. (Sumber: Setkab.go.id)

Sumutcyber.com, Jakarta-Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, menegaskan potensi memudarnya capaian belajar (learning loss) dan memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia akan semakin besar jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus berlangsung.

Untuk itu, pemerintah terus mendorong terselenggaranya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat dan strategi pengendalian COVID-19 di sekolah.

“(Anak-anak) kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini,” ungkap Nadiem, dikutip dari laman Kemendikbudristek, Rabu (29/9/2021).

Nadiem menambahkan, banyak anak-anak yang terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi. “Banyak anak-anak kita yang kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya,” katanya.

Mendikbudristek memaparkan, sejak 2020 pihaknya terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat menggelar PTM terbatas untuk segera menyelenggarakan dengan persiapan yang matang dan sistem pengendalian yang baik. “Sudah 40 persen sekolah mulai tatap muka terbatas, tapi ini angkanya masih kecil. Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan,” terangnya.

Nadiem menyampaikan bahwa sekolah wajib memahami dan menaati panduan PTM terbatas yang tertuang di dalam Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019.

“Kita harus terus waspada akan penyebaran COVID-19 dan memastikan protokol kesehatan tetap terjaga. Namun, kita juga harus memerhatikan dampak permanen PJJ yang mengkhawatirkan. Kebutuhan PTM sangat besar dan ini harus dimengerti. Sebanyak 80-85 persen murid-murid ingin kembali ke sekolah kembali tatap muka,” tandasnya. (SC03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hadiri HUT TNI ke-79 di Lapangan Silang Monas, Kapolri: Kami Saudara, Saling Mendukung dan Melengkapi

5 Oktober 2024 - 17:22

HUT ke-79 TNI, Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni Sebut TNI Makin Responsif, Intergratif, Modern dan Adaptif

5 Oktober 2024 - 16:44

Periode Jokowi, Lebih 255 Ribu Tanah Wakaf Tersertifikasi dan 1.200 KUA Direvitalisasi

4 Oktober 2024 - 05:50

Pimpinan MPR RI 2024-2029 Resmi Dilantik, Ahmad Muzani Terpilih Sebagai Ketua

3 Oktober 2024 - 23:11

Kemendikbudristek Terbitkan Peraturan Menteri terkait Profesi, Karier, dan Penghasilan Dosen

3 Oktober 2024 - 21:29

Trending di Nasional