Banjir Bandang Kota Ternate: Pemerintah Beri Dukungan Penuh untuk Penanganan Bencana

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bersama Menko Muhadjir EffendyFoto berada di pos pengungsian di SMK 4 Kastela untuk bertemu dengan para penyintas korban terdampak bencana banjir bandang Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Provinis Maluku Utara, Selasa (27/8/2024). (Dok. BNPB)

Ternate-Banjir bandang melanda wilayah Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, pada Minggu (25/8) sekitar pukul 03:30 WIT. Peristiwa ini mengakibatkan kerugian besar bagi warga di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, termasuk jatuhnya korban jiwa dan kerusakan rumah.

Berdasarkan laporan yang diterima Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Selasa (27/8) pukul 12:45 WIT, dua dari tiga warga yang sebelumnya dinyatakan hilang telah berhasil ditemukan dan dievakuasi. Hingga saat ini, jumlah korban jiwa tercatat sebanyak 18 orang, meningkat dari laporan sebelumnya yang mencatat 16 korban jiwa, sementara satu orang masih dalam pencarian.

Bencana ini berdampak pada 54 KK atau sekitar 185 warga, di mana sebagian besar dari mereka memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga yang tidak terdampak banjir. Kondisi terkini menunjukkan bahwa BPBD Kota Ternate bersama Tim SAR gabungan, yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, dan berbagai unsur terkait lainnya, masih terus melakukan pencarian terhadap satu warga yang hilang. Pos komando telah didirikan di SMKN 4 Kota Ternate untuk memudahkan koordinasi.

Pemerintah Indonesia melalui BNPB berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh dalam penanganan bencana ini. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, yang berada di lokasi bencana pada Selasa (27/8), menyampaikan bahwa pemerintah pusat akan mendukung setiap tahap penanganan, mulai dari tanggap darurat hingga rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Komitmen ini sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, yang juga hadir di lokasi.

Bacaan Lainnya

“Berdasarkan arahan Bapak Menko, kami pastikan Pemerintah Pusat melalui BNPB akan mendukung sepenuhnya penanganan bencana ini, mulai dari tanggap darurat hingga pascabencana,” ujar Suharyanto.

Dalam hal rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah pusat akan memberikan bantuan stimulan kepada warga yang rumahnya mengalami kerusakan, dengan besaran Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rumah rusak ringan.

Menko PMK Muhadjir Effendy menambahkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan berbagai skema rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan didiskusikan lebih lanjut dengan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya. Program relokasi juga menjadi opsi yang dipertimbangkan, mengingat kawasan terdampak memiliki sejarah panjang sebagai jalur aliran air dan sedimen vulkanik dari Gunung Gamalama.

“Agar kejadian serupa tidak terulang, daerah ini sebaiknya dijadikan zona non-pemukiman,” tambah Muhadjir.

Namun, relokasi akan membutuhkan kajian lebih mendalam, yang melibatkan Pemerintah Kota Ternate, BNPB, dan institusi terkait lainnya. Muhadjir juga mengindikasikan bahwa relokasi mungkin diperlukan bagi warga yang saat ini tidak terdampak jika mereka tinggal di lokasi yang berbahaya.

Sebelum meninjau lokasi terdampak, Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Suharyanto menyempatkan diri untuk bertemu dengan para penyintas di pos pengungsian, di mana sekitar 150 warga saat ini terkonsentrasi di SMK 4 Kastela. Dalam kunjungan tersebut, Menko PMK menyerahkan bantuan pangan dan non-pangan kepada para penyintas, yang disediakan oleh BNPB.

Turut hadir dalam kunjungan kerja Kepala BNPB ini adalah Pj Gubernur Maluku Utara, Wali Kota Ternate, Kapolda Maluku Utara, serta unsur Forkopimda dan Deputi Bidang Penanganan Darurat serta Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB. (SC03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *