Medan – Wali Kota Medan terpilih, Rico Tri Putra Bayu Waas, berkomitmen penuh untuk menyelesaikan permasalahan banjir yang kerap melanda Kota Medan.
Dalam acara Talkshow Temu Pakar Menahan Deras bertajuk Paradigma Budaya, Kebijakan Publik dan Teknis Dalam Mengatasi Banjir di Kota Medan yang digelar di Jalan Bunga Asoka, Medan, Sabtu (11/1), Rico menyatakan akan langsung bekerja menggandeng para pemangku kepentingan setelah resmi dilantik.
“Kita menghadapi dua sumber utama banjir di Medan, yaitu tingginya debit air yang masuk melalui drainase dan air rob di wilayah utara. Dibutuhkan sinergi dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini,” ujar Rico.
Menurut politisi NasDem ini, Pemko Medan telah memiliki grand plan pengendalian banjir yang perlu dievaluasi dan disempurnakan agar tetap relevan dengan kondisi terkini. “Kajian akademis yang ada harus adaptif, sehingga solusi yang diambil tidak hanya mengatasi titik banjir saat ini, tetapi juga mencegah munculnya titik banjir baru di masa depan,” tambahnya.
Rico mengajak para pakar dan akademisi untuk berkolaborasi dalam merumuskan penanganan banjir secara efektif. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan wilayah tetangga seperti Deli Serdang, Binjai, dan Karo (Mebidangro) mengingat Kota Medan dikelilingi sungai yang memengaruhi kondisi banjir.
“Nantinya, setiap daerah banjir akan memiliki perlakuan berbeda sesuai dengan karakteristiknya. Kita akan meminta masukan dari para pakar untuk memastikan penanganan yang tepat,” jelas Rico.
Ia juga menyoroti perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan sebagai salah satu penyebab banjir. “Edukasi kepada masyarakat sangat penting. Kita harus mulai peduli dengan lingkungan sekitar untuk mencegah banjir di masa depan,” tegasnya.
Masukan Para Pakar
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Nurlisa Ginting menyoroti pentingnya komitmen bersama antara kepala daerah se-Mebidangro untuk mengatasi banjir. Ia juga mengusulkan adanya inovasi kebijakan terhadap pembangunan yang terus berkembang.
“Kita tidak bisa menghentikan pembangunan, baik di Medan maupun wilayah sekitar. Kerja sama lintas daerah menjadi kunci untuk mengendalikan banjir yang sebagian besar disebabkan oleh aliran air dari luar kota,” ujar Nurlisa.
Sementara itu, Makmur Ginting, akademisi teknik sipil, menekankan perlunya pendekatan khusus dalam penanganan banjir. Ia menyebut peran Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II sebagai pihak yang berwenang atas sungai-sungai di Medan.
“Pemko Medan sudah memiliki grand plan pengendalian banjir. Tinggal memastikan sinergi yang kuat dengan pemerintah pusat dan daerah terkait agar implementasi program semakin efektif,” katanya.
Makmur juga menyoroti dampak pembangunan infrastruktur seperti jalan tol yang memperbesar distribusi debit air ke Kota Medan. Ia mendukung rencana kerja sama intensif dengan daerah-daerah se-Mebidangro untuk mengatasi banjir secara holistik.
“Ke depan, saya siap memberikan masukan teknis kepada Wali Kota Medan untuk pengendalian banjir yang lebih baik,” pungkasnya. (SC01)