Site icon Sumutcyber.com

Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Tanggal 11 Januari 2025

IMG-20250111-WA0029

Banjir yang merendam pemukiman warga di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Kamis (9/1/2025). (Dok. BNPB)

Jakarta – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menyampaikan perkembangan terkini terkait situasi dan penanganan bencana hidrometeorologi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada minggu kedua Januari 2025.

Dalam rilis yang diterima redaksi, Sabtu (11/1/2025), disebutkan, di Pulau Sumatera, khususnya wilayah Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, hujan intensitas tinggi memicu terjadinya banjir yang berdampak pada 470 unit rumah di Kecamatan Ujan Mas pada Kamis (9/1/2025).

Selain itu, luapan air Sungai Benakat dan Lematang menyebabkan banjir di Kecamatan Benakat yang berdampak pada 361 unit rumah, Jumat (10/1/2025).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim melakukan monitoring ketinggian air dan melaporkan cuaca di lokasi terdampak masih mendung diikuti hujan ringan sehingga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap peningkatan debit air atau banjir susulan. Kondisi saat ini banjir berangsur surut pada dua lokasi terdampak.

Di Provinsi Riau, banjir merendam satu desa di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru akibat pengaruh pasang surut air laut yang menyebabkan debit air Sungai Siak meningkat dan merendam 50 unit rumah, Jumat (10/1). BPBD Kota Pekanbaru mencatat debit air pasang mencapai 40 sentimeter dan melakukan monitoring lokasi terdampak menggunakan perahu fiber.

Beralih ke Provinsi Lampung, curah hujan tinggi menyebabkan air Sungai Way Laay meluap dan aliran sungai mengarah ke pemukiman warga di Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, Jumat (10/1/2025) pukul 17.00 WIB. Sebanyak 50 unit rumah warga terdampak dan akses jalan desa tidak dapat dilalui.

BPBD Kabupaten Pesisir Barat melaporkan hingga Jumat (10/1/2025) pukul 23.26 WIB, banjir telah surut dan akses jalan dapat dilewati oleh warga setempat. BPBD dan tim gabungan melakukan koordinasi terkait listrik yang masih padam pada lokasi terdampak.

Hujan lebat disertai kondisi angin kencang turut melanda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya di Kecamatan Kelapa Kampit, Desa mayang, Kabupaten Belitung Timur Kamis, (9/1/2025). Sebanyak 18 Jiwa terdampak dan tercatat kerugian materil diantaranya terdapat dua unit rumah rusak berat dan tiga unit ruko rusak ringan. BPBD Kabupaten Belitung Timur bersama tim gabungan melakukan pengecekan lapangan dan pendataan kaji cepat kebutuhan di lapangan. Kondisi terkini situasi telah kondusif.

Sedangkan di Pulau Jawa, banjir bandang melanda Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah tepatnya di ruas jalan Kecamatan Cipari dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter, Jumat (10/1/2025).

Lokasi terdampak merupakan area cekungan sehingga drainase jalan tidak mampu menampung luapan air dari Sungai Cipaingan. sebanyak 12 unit rumah dan 1 ruas jalan provinsi terdampak. Sebagian masyarakat mengungsi ke rumah kerabat dan Masjid Asakhanah dikarenakan jaringan listrik padam. BPBD Kabupaten Cilacap melakukan pemeriksaan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk pemenuhan kebutuhan selimut dan tikar bagi warga mengungsi.

Sedangkan di Kabupaten Banyumas, hujan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda 7 kecamatan dan menyebabkan terjadinya banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di sejumlah titik pada Jumat (10/1). Sebanyak 265 jiwa terdampak banjir dengan tinggi muka air mencapai 100 sentimeter, 1 unit rumah rusak ringan akibat angin kencang dan akses jalan terganggu.

BPBD Kabupaten Banyumas melakukan evakuasi warga terdampak ke balai Rukun Tetangga (RT) setempat dan membersihkan material pohon tumbang. BPBD dan tim gabungan turut mendirikan dapur umum dan mengirimkan makanan siap saji. Tercatat hingga Jumat (10/1), hujan intensitas sedang masih melanda wilayah Kabupaten Banyumas dan air terpantau belum surut.

Di Provinsi Jawa Timur, banjir bandang terjadi pada Kamis (9/1) lalu di Desa Gunungsari, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, telah surut. Banjir dipicu aliran Air di Sungai Peh yang membawa material kayu dari gunung dan menyumbat pada jembatan sehingga air meluap ke jalan dan merendam Rumah Warga.

Sebanyak 21 jiwa pada Dusun Peh RT 20 RW 5, Desa Gunungsari, Desa Gunung Sari, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso terdampak. Kerugian materil diantaranya diantaranya empat unit rumah rusak berat, delapan unit rumah rusak ringan, empat hektar lahan pertanian dan empat ekor hewan ternak milik warga ikut terdampak. Tercatat 25 Jiwa mengungsi di rumah Kepala Dusun Peh.

BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Bondowoso bersama tim gabungan dan relawan melakukan evakuasi warga terdampak serta mendistribusikan logistik kebutuhan dasar bagi warga terdampak. Warga setempat bergotong royong mengoperasikan dapur umum mandiri yang berada di rumah Kepala Dusun Gunungsari dan menyiapkan 100 porsi makanan untuk warga terdampak dan tim yang melakukan kerja bakti.

Selain itu, BPBD Provinsi Jawa Timur turut mengirimkan bantuan tambahan sebanyak 100 paket sembako.

Tantangan yang dihadapi para petugas yakni lokasi tidak dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda empat, Jaringan komunikasi terbatas serta derasnya aliran sungai menyulitkan evakuasi material yang menyumbat di bawah jembatan.

Provinsi Nusa Tenggara Barat turut mengalami peristiwa banjir bandang dan tanah longsor, khususnya di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Jumat (10/1) pukul 13.30 waktu setempat. Tercatat sebanyak 197 unit rumah terdampak, tidak ada korban jiwa dan kerusakan akibat peristiwa ini. BPBD Kabupaten Lombok Barat melaporkan hingga Jumat (10/1) pukul 15.17 banjir berangsur surut.

Melihat ragam kejadian bencana hidrometeorologi basah yang melanda beberapa wilayah Indonesia, Abdul Muhari mengimbau masyarakat serta pemerintah daerah setempat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan pembersihan saluran air, memeriksa kondisi daerah aliran sungai, memotong material dahan pohon yang rentan tumbang dan menyusun rencana evakuasi mandiri mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas.

Masyarakat diimbau untuk mengikuti informasi risiko bencana dan prakiraan cuaca melalui sumber maupun pihak resmi yang dapat dipertanggungjawabkan serta mengikuti instruksi petugas dalam proses penanganan bencana di lokasi terdampak. (SC03)

Exit mobile version