Sumutcyber.com, Kisaran – Parlin Manurung, anggota DPRD Asahan dari fraksi PDI-P menggelar konferensi pers, Sabtu (9/4/2022), terkait keributan yang terjadi di RSU Bunda mulia beberapa hari yang lalu tepatnya Kamis (7/04/2022).
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan ke beberapa awak media kejadian yang sebenarnya tidak seperti apa yang diberitakan di beberapa media online.
Parlin bersama Handi Afran Sitorus (ketua Fraksi PDIP) kab Asahan, Jansen Hutasoit SH (anggota) menjelaskan, kejadian berawal pada saat istrinya, Parlin menjenguk pasien yang akan melahirkan di RSU Bunda Mulia.
Saat sampai di rumah istri parlin menceritakan kondisi adiknya yang akan melahirkan kepada suaminya (Parlin). Dia menyebutkan, kondisinya memprihatinkan dengan pecah ketuban sudah beberapa hari sampai membasahi kain yang dipakainya hingga air ketuban kering.
Mendengar kabar dari istrinya, Parlin beranjak menuju ke RSU Bunda Mulia bersama beberapa rekannya. Sesampai di RSU Parlin ingin ketemu sama dokter untuk merujuk pasien tersebut. Namun, tak berapa lama Parlin Manurung ketemu oleh dr Binsar Sitanggang. Parlin ijin mau bicara ke ruangan namun dr Binsar bilang ngomong di sini saja di ruang tunggu.
Lalu, Parlin bertanya pada dr Binsar kenapa pasien kok belum dirujuk? dr Binsar menjawab masih dalam proses rujuk ke RSUD Adam Malik.
Melihat kondisi pasien yang saat itu memprihatinkan Parlin coba hubungi humas RSUD Adam Malik menanyakan apa ada ruang ICU selang beberapa saat pihak humas memberitahu kalau ICU di Adam Malik berisi semua.
Parlin mengambil inisiatif menghubungi RSU Medistra di Lubukpakam. Pihak Medistra menjawab kalau ruangan ICU Masi ada yang kosong,Parlin langsung pesan ruangan ICU tersebut.
Parlin sampaikan pada pihak RSU Bunda Mulia kalau di RSUD Adam Malik tidak ada ruangan ICU yang kosong. Namun, di RS Medistra Lubukpakam ada sehingga Parlin minta sama pihak RSU Bunda mulia supaya pasien dirujuk ke RSU Medistra di Lubukpakam.
“Akan tetapi, pihak RSU Bunda Mulia memberi dua pilihan ke RSU Pirngadi atau Medistra,” jelas Parlin.
“Akhirnya pasien dirujuk Ke RSU Medistra Lubukpakam sesampai di RSU tersebut pihak rumah sakit langsung mengambil tindakan untung cepat ditangani kalau tidak entah apa yang terjadi,” terang pihak rumah sakit.
“Itulah yang terjadi sebenarnya, ini saya lakukan semata mata bentuk keprihatinan, menyelamatkan nyawa manusia tidak seperti apa yang diberitakan dibeberapa media online,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, pemilik Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda Mulia Kisaran, dr Binsar P Sitanggang tak terima sikap arogan yang dilakukan Oknum DPRD Fraksi PDI Perjuangan (PDI-P) Kabupaten Asahan berinisial PM. Pemilik rumah sakit tersebut berencana melaporkan hal itu ke DPC dan DPD PDI-P, serta ke ranah hukum, Kamis (7/4/2022).
Menurut dr Binsar, dengan berteriak-teriak, PM unjuk kekuasaannya di lingkungan RSU Bunda Mulia Kisaran, sehingga menyebabkan pelayanan kesehatan di rumah sakit miliknya terganggu dan rasa tak nyaman dialami beberapa pasien, yang tampak ketakutan dan memilih menjauh.
Usaha dr Binsar untuk menenangkan Oknum DPRD Asahan itu sia-sia, emosi PM semakin meningkat. Namun setelah sejumlah pegawai RSU Bunda Mulia Kisaran melerai, aksi Oknum Dewan tersebut berhasil diredah
“Awalnya ada pasien meminta rujukan pelayanan kesehatan ke rumah sakit lain. Kami menyarankan agar pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit H Adam Malik Medan, lalu pasien tersebut menyetujuinya,” ungkap dr Binsar P Sitanggang saat ditemui kru media.
Lanjutnya, Pihak RSU Bunda Mulia Kisaran pun melakukan pendaftaran secara online ke rumah sakit tersebut. Mendadak Pihak keluarga pasien berubah pikiran. pihak keluarga pasien meminta agar pasien dibawa ke satu rumah sakit yang berada di daerah Lubuk Pakam.
“Perlu diketahui, rangkaian penanganan rujukan tersebut membutuhkan waktu, dimana prosesnya saat ini via online. Dan dalam proses tersebut, kami telah melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit rujukan yang diajukan keluarga pasien,” jelas dr Binsar.
Namun saat proses sedang berlangsung, tiba-tiba seorang pria, yang dikenalnya (dr Binsar) merupakan sebagai Anggota DPRD Kabupaten Asahan berinisial PM yang didampingi beberapa rekannya datang ke dalam rumah sakit sembari berteriak-teriak.
“Siapa yang bertanggungjawab di rumah sakit ini, apa tidak tahu nya kalian siapa saya,” ujar dr Binsar menirukan ucapan PM tersebut.
Menanggapi hal tersebut, dr Binsar sempat memohon kepada Oknum DPRD tersebut agar tidak bersuara dengan nada keras.
“Saya minta tolong kali lah bang, suara abang jangan terlalu keras kali lah, karena saat ini Abang masih berada di kawasan rumah sakit, saya mohonlah Bang, jaga sikap Abang, apalagi saat ini jabatan abang sebagai salah seorang Anggota DPRD Kabupaten Asahan,” kata dr Binsar mengulang ucapannya kepada PM.
Ternyata PM semakin emosi. Setelah beberapa pegawai rumah sakit ikut turun tangan, aksi Oknum DPRD tersebut dapat dilerai. Namun pelayanan di beberapa ruangan rumah sakit sempat terganggu. “Amatan saya, beberapa pasien lainnya juga tampak ketakutan dan memilih menjauh,” tuturnya.
Ditegaskan dr Binsar, atas perbuatan yang dilakukan PM di rumah sakit miliknya itu, dirinya akan melayangkan surat ke DPD PDI-P Provinsi Sumatera Utara dan DPC PDIP Perjuangan Kabupaten Asahan.
“Bukan hanya sampai disitu, saya juga berencana akan membawa hal ini ke ranah hukum,” tegasnya.
Disebutkan dr Binsar, pihak manajemen maupun seluruh petugas di rumah sakit Bunda Mulia Kisaran selalu memberikan pelayanan terbaik sesuai standar operasional prosedur (SOP). (SC-Denny)