Talkshow Ketahanan Keluarga, Nawal Lubis Soroti Pentingnya Tiga Poin Ini

Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumut Dian Arief S Trinugroho, menghadiri dan membuka acara Talkshow Hari Ibu Ke-94 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Selasa (06/12/2022). (Sumber: Dinas Kominfo Sumut)

Sumutcyber.com, Medan – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis menyoroti pentingnya tiga poin soal posisi perempuan dalam perbaikan kehidupan. Ketiganya yakni instrumen pemerintah, paradigma yang diskriminatif dan peran aktif.

Tiga poin itu disampaikan Nawal Lubis dalam kegiatan Talkshow Ketahanan Keluarga Jelang Peringatan Hari Ibu 2022, dengan tema ‘Ibu Pilar Kemajuan Bangsa’ oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Selasa (6/12/2022).

Hadir di antaranya Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sumut Dian Arief Trinugroho, narasumber Eka Ervika, Laila Sari, Plt Kepala Dinas PPPA Sumut Afini, para peserta dari seluruh OPD Provinsi, serta para siswa-siswi SMA di Medan.

Dalam sambutannya, Nawal Lubis yang juga Ketua Umum Panitia Hari Ibu ke-94 Provinsi Sumut, menyebutkan peran perempuan yang mewarnai dan membentuk dinamika zaman dalam sejarah peradaban manusia. Karenanya kualitas generasi tidak luput dari sentuhan kaum ibu.

Bacaan Lainnya

“Ibu lah yang pertama kali memperkenalkan, menyosialisasikan, menanamkan dan mengajarkan nilai agama, budaya, moral, kemanusiaan, pengetahuan dan keterampilan dasar serta nilai luhur lainnya kepada seorang anak. Dengan kata lain, peran ibu sebagai pilar bangsa, pusat pembentukan nilai, penafsir makna kehidupan,” jelas Nawal.

Karena itu, lanjutnya, perkembangan zaman mengharuskan seorang perempuan, khusunya kaum ibu menjaga dan memelihara generasi masa depan, mendidik serta membesarkan. Maka ada tiga pekerjaan rumah (poin penting) yang harus diselesaikan.

“Pertama untuk pemerintah, menciptakan instrumen kebijakan yang pro terhadap keterlibatan perempuan untuk sekaligus menjadi objek dan aktor pembangunan yang setara dengan laki-laki. Kesejahteraan dan penghidupan yang layak melalui jaminan pendidikan dan kesehatan,” jelas Nawal.

Poin kedua, jelas Nawal, yakni untuk masyarakat umum, dimana diskriminasi masih saja terjadi. Perempuan sering dinilai sebagai makhluk kelas dua yang kerap dirumahkan. Apalagi kekerasan dalam rumah tangga, juga membuat perempuan sebagai objek atau korban.

“Poin ketiga, perempuan itu sendiri. Bagaimana menciptakan dan melahirkan kemampuan dan kemauan untuk mengubah dan memperbaiki nasibnya, dalam upaya menghilangkan stigma negatif,” ungkap Nawal.

Untuk itu sebagai Ketua TP PKK Sumut, Nawal Lubis meminta peran aktif perempuan untuk menjaga diri, sekaligus peduli dengan kondisi lingkungan sekitar, keluarga hingga berani menyampaikan hal penting jika itu berkaitan dengan hajat hidup, khusus kaum ibu.

Sementara dalam menyampaikan materi talkshow, narasumber Eka Ervika dari Aliva Konsultan dan Laila Sari menyampaikan pentingnya posisi perempuan dalam keluarga. Sebab untuk seorang ibu, mereka merupakan pilar, yang diibaratkan bagian penting dan mendasar sebuah rumah.

Pilar tersebut, katanya, terdiri dari tiang penguat, penopang dan penyangga, agar rumah yang ditempati menjadi kuat dan menimbulkan rasa aman serta nyaman. “Bagaimana rumah itu menjadi tempat yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga. Karena perempuan itu adalah istri dari suaminya, anak/menantu bagi orangtua/mertua, ibu bagi anak, karyawan di pekerjaannya dan teman dalam lingkungan (sosialisasi),” jelas Eka.

Sehingga, lanjutnya, siklus peran perempuan pada dasarnya terus bertambah. Namun bukan berarti yang sudah ada sebelumnya ditiadakan. Bahkan justru semakin banyak dan kompleks. Karenanya, diperlukan kemampuan beradaptasi dan menyeimbangkan peran menentukan kekuatan. (SC02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *